kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   5.000   0,22%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Pertamina Patra Niaga Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Inovasi Waste to Value


Sabtu, 11 Oktober 2025 / 19:46 WIB
Pertamina Patra Niaga Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Inovasi Waste to Value
ILUSTRASI. Pertamina Patra Niaga Dorong Ekonomi Sirkular Lewat Inovasi Waste to Value.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Air bersih yang terbatas, pupuk yang mahal, dan tumpukan sampah rumah tangga dulu menjadi tantangan sehari-hari bagi warga Kelurahan Muara Rapak, Balikpapan. Namun, kini kondisi itu mulai berubah berkat sentuhan inovasi dari Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melalui Integrated Terminal (IT) Balikpapan.

Lewat program Kampung Pangan Berseri, Pertamina Patra Niaga mengajak masyarakat setempat mengubah limbah menjadi sumber manfaat baru lewat konsep “Waste to Value”, dari yang tadinya jadi masalah, kini justru membawa nilai ekonomi dan lingkungan.

Salah satu inovasi andalannya adalah Enzymatic Microorganism Oil Catcher (EMO), teknologi berbasis bakteri bacillus amyloliquefaciens yang bisa mengurai limbah minyak dan lemak.

Hasilnya, air limbah jadi jauh lebih jernih, tingkat kekeruhan turun dari 3,75 NTU ke 1,7 NTU, dan kadar E. coli pun menyusut drastis. Selain lebih sehat, teknologi ini juga menghemat biaya perawatan pengolahan limbah hingga Rp. 16 juta setiap enam bulan.

Baca Juga: Bahlil: Proses Izin Panas Bumi Kini Cukup 3 Bulan, Tak Perlu Setahun Lagi

Tak hanya limbah cair, sampah organik juga diolah jadi pupuk ECOMIX. Dalam setahun, sekitar 1,2 ton sampah organik berhasil diubah menjadi pupuk yang digunakan untuk hidroponik dan pertanian pekarangan, sekaligus menekan biaya pupuk hingga Rp. 1,38 juta per tahun.

Masyarakat juga memanfaatkan air hujan melalui sistem Rainwater Harvesting, yang mampu menghemat biaya air sampai Rp. 340 juta per tahun.

Program ini berdampak pada penurunan emisi gas rumah kaca dimana berkurang 115,97 ton CO₂eq per tahun, ada penyerapan karbon hingga 16,35 ton CO₂eq, dan omzet produk pertanian warga melonjak hingga Rp. 108,8 juta per tahun.

Lebih dari itu, program ini juga membuka peluang bagi lansia, ibu rumah tangga, penyandang disabilitas, dan masyarakat pra sejahtera untuk ikut berkarya lewat kegiatan urban farming dan pengelolaan lingkungan.

Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, menegaskan bahwa program ini bukan sekadar soal lingkungan, tapi juga tentang kesejahteraan masyarakat.

“Lewat inovasi Waste to Value di Kampung Pangan Berseri, kami ingin membuktikan bahwa kepedulian terhadap lingkungan bisa berjalan seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat,” ujar Roberth dalam keterangannya, Sabtu (11/10).

Baca Juga: Wakil Ketua MPR Ingatkan Pemerintah Jangan Terpaksa Impor Etanol untuk BBM

Atas berbagai inovasi ini, Pertamina Patra Niaga IT Balikpapan sukses meraih PROPER Emas 2024 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, penghargaan tertinggi di bidang pengelolaan lingkungan.

Program Kampung Pangan Berseri juga sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan, serta mendukung target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di bidang ketahanan pangan, air bersih, pertumbuhan ekonomi, konsumsi berkelanjutan, dan aksi iklim.

Selanjutnya: Siapa Alexandr Wang? Pria 28 Tahun yang Direkrut Mark Zuckerberg Senilai US$14 Miliar

Menarik Dibaca: Lapar Tengah Malam? Ada Promo HokBen Special Deals 24 Jam Makan Berdua Hemat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×