kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Persoalan Harga dan Infrastruktur Kendala Utama Pasokan Gas


Senin, 10 Mei 2010 / 09:55 WIB


Reporter: Hans Henricus | Editor: Tri Adi

BEKASI. Pasokan gas untuk industri masih hingga kini masih tersendat. Menurut Wakil Presiden (Wapres) Boediono ada dua persoalan yang yang menjadi pemicu.

Pertama, masalah harga. Wapres mengatakan saat ini pemerintah bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan industri pupuk mencari kebijakan harga yang baik. "Harga yang pas bagi pemenuhan kebutuhan dalam negeri," ujar Wapres dalam dialog dengan para pengusaha di kawasan industri MM 2100, Cikarang, Minggu (9/5).

Artinya, kata Wapres, harga yang sesuai dengan keekonomian dan berpihak pada penggunaan dalam negeri. "Harga ekonomis tapi
keberpihakan pada insdustri dalam negeri itu harus," kata Wapres.

Tapi, Wapres juga mengingatkan pelaku bisnis dalam negeri menuntut suatu harga yang jauh dari realistis atau di bawah harga ekonomis. Sebab, nanti akan membebani negara yang akhirnya akan membebani rakyat.

Kedua, membangun infrastruktur gas. Menurut Wapres, masalah infrastruktur gas tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah semata.
Sebab, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak cukup untuk membangun ifrastruktur gas seperti pipa dan lainnya.


Karena itu, "Ini yang harus kita bangun dan menjadi tugas kita bersama," ajak Wapres.

Wakil Ketua umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia, Iskandar dalam dialog dengan Wapres meminta pemerintah serius mengawasi pasokan gas maupun listrik. "Industri ini kalau tidakada listrik, tidak ada gas repot, dampaknya penting untuk keberlangsungan industri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×