Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan permintaan ekspor batubara Indonesia membawa dampak positif terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sumber daya alam (SDA) nonmigas.
Laporan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 menunjukkan realisasi penerimaan PNBP SDA nonmigas sebesar Rp 2,9 triliun, tumbuh 29,6% dari posisi di periode sama tahun lalu senilai Rp 25,8 triliun. Pencapaian ini juga setara dengan 10% dari outlook akhir 2021 sejumlah Rp 29,1 triliun.
Adapun secara rinci, penerimaan SDA nonmigas terbagi dalam dua klasifikasi. Pertama, kontribusi pendapatan dari mineral dan batubara sebesar Rp 2,7 triliun, tumbuh 37,9% yoy. Kedua, sumbangan dari nonminerba senilai Rp 200 miliar.
Baca Juga: Indo Tambangraya (ITMG) targetkan produksi batubara 17,7 juta-19,9 juta ton tahun ini
“Ini sekali lagi terlihat terutama dari batubara yang naik ekspor kita ke China. Kenaikan harga batubara pada Januari 2021 mencapai 15%. Sehingga ini kombinasi volume ekspor dan harga batubara yang naik,” kata Menkeu saat Konferensi Pers APBN 2021 Periode Januari, Selasa (23/2).
Sebagai gambaran, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan nilai ekspor pertambangan lainnya pada Januari lalu sebesar US$ 2,089 miliar tumbuh 16,92% secara tahunan, namun kontraksi 3,81% bila dilihat secara bulanan.
Adapun selain SDA nonmigas, realisasi penerimaan PNPB tersebar juga dalam empat pos lainnya. Petama, SDA migas dengan realisasi sebesar Rp 2,3 triliun, kontraksi 69,8% yoy. Sehingga, total penerimaan PNBP SDA sepanjang bulan lalu sebesar Rp 5,2 triliun, minus 47,1% yoy.
Kedua, PNBP lainnya sebesar Rp 13,7 triliun tumbuh hingga 45,3% yoy. Menkeu menyebut pencapaian ini dikarenakan adanya penjualan hasil tambang dan pendapatan premium obligasi dan pengelolaan treasury single account.
Ketiga, Menkeu menyampaikan realisasi pendapatan kekayaan negara yang dipisahkan (KND) terkumpul Rp 1,2 triliun pada bulan lalu. Kata dia, realisasi itu berasal dari pembayaran dividen dan utang jatuh tempo tahun buku 2019.
Baca Juga: Harga jual batubara naik, Adaro Energy (ADRO) dinilai paling diuntungkan
Keempat, pendapatan badan layanan umum (BLU) sebesar Rp 200 miliar, kontraksi 48,7% yoy. “Ini dipengaruhi oleh pendapatan dari rumah sakit dan ini juga akibat dari pandemi. Kalau dilihat, penerimaan pasiennya lebih banyak dalam bentuk covid dan penerimaan pasien non Covid-19 mengalami penurunan,” kata Menkeu.
Alhasil total realisasi PNBP pada Januari 2021 sebesar Rp 19,1 triliun, kontraksi 2,9% yoy dari Januari 2020 yang terkumpul Rp 19,7 triliun. Sehingga, PNBP dalam satu bulan di tahun ini mampu membukukan realisasi 6,4% dari target akhir tahun sebesar Rp 298,2 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News