Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aksi Bareskrim Mabes Polri dalam mengungkap sejumlah modus investasi bodong dinilai dapat memberikan jaminan keamanan dan perlindungan bagi investor.
Bareskrim membongkar sejumlah kasus investasi abal-abal robot trading mulai dari Fahrenheit, investasi bodong bermodus suntikan modal alat kesehatan (alkes), Binomo, Viral Blast, dan sejumlah bentuk pengembangan dana lainnya.
Direktur Riset Center of Reform on Ekonomics (Core) Piter Abdullah mengatakan, selama ini banyak skema investasi yang menawarkan iming-iming imbal hasil tinggi. Celakanya, sasaran dari pelaku mayoritas adalah investor pemula yang minim literasi keuangan.
Menurutnya, sejalan dengan aksi agresif Bareskrim maka masyarakat mendapatkan jaminan keamanan lantaran aparat penegak hukum melakukan penanganan dengan meringkus sederet perusahaan investasi abal-abal tersebut.
"Kinerja Bareskrim sudah cukup bagus. Tetapi tetap perlu dipertahankan dan ditingkatkan terutama pada kejahatan cyber," kata Piter, Selasa (14/6).
Dia menambahkan, gerak cepat Bareskrim itu perlu diimbangi dengan pendalaman literasi keuangan oleh pemangku kebijakan lainnya, sehingga pengetahuan masyarakat terhadap investasi aman lebih mumpuni.
Baca Juga: Di Tengah Digitalisasi, Perencanaan Investasi bagi Milenial Terus Didorong
Menurutnya, apabila literasi keuangan tidak dilakukan dengan masif, maka modus serupa tidak tertutup kemungkinan kembali terulang, dan bermuara pada banyaknya masyarakat yang terjebak dalam investasi abal-abal.
"Mengatasi penipuan investasi bodong tidak bisa Bareskrim sendiri. Semua pihak bisa ikut terlibat dan aktif membantu," katanya.
Dalam rangka meminimalisasi penipuan, dia menyarankan kepada masyarakat untuk berinvestasi pada aset yang telah mendapatkan legalitas dari pemerintah, serta memanfaatkan pihak penyedia jasa yang terdaftar di otoritas terkait.
Pasalnya, izin operasional yang dikantongi oleh pihak perantara menjadi jaminan keamanan yang unggul. Selain itu, pilihan pada aset investasi resmi seperti saham, obligasi, reksa dana, atau perbankan, juga mampu mencegah terjadinya penipuan.
Dia menambahkan, mengatasi investasi bodong harus dari hulu ke hilir. Di hulu, otoritas dan pemerintah dan masyarakat harus terus menyuarakan, melakukan edukasi, dan sosialisasi tentang investasi aman dan ciri-ciri investasi bodong.
"Di hilir, penegak hukum harus tegas mencegah dan memberikan hukuman kepada mereka yang terlibat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News