kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perlambatan Ekonomi Global Masih Hantui Sektor Manufaktur Indonesia


Selasa, 01 Agustus 2023 / 19:40 WIB
Perlambatan Ekonomi Global Masih Hantui Sektor Manufaktur Indonesia
ILUSTRASI. Sektor industri manufaktur Indonesia masih menguat pada Juli 2023, didukung oleh peningkatan permintaan baru. Pertumbuhan permintaan baru yang lebih cepat ini menyebabkan peningkatan tajam pada aktivitas produksi di Juli 2023.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor industri manufaktur Indonesia masih menguat pada Juli 2023, didukung oleh peningkatan permintaan baru. Pertumbuhan permintaan baru yang lebih cepat ini menyebabkan peningkatan tajam pada aktivitas produksi di Juli 2023.

Hal ini tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia yang berada di posisi 53,3 atau naik dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh level 52,5.

Plt. Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Ferry Irawan mengatakan, PMI Manufaktur Indonesia pada Juli 2023 menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat pada awal kuartal III-2023.

Posisi PMI tersebut juga merupakan yang paling tinggi sejak September 2022. Untuk itu, Ferry menilai, hal ini akan menjadi prospek yang baik untuk kinerja sektor manufaktur pada tahun ini.

"Kita mengharapkan permintaan domestik terus meningkat seiring pemulihan ekonomi untuk menjadi motor penggerak utama dalam penguatan aktivitas manufaktur nasional. Selain itu, permintaan dari luar negeri juga mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan," ujar Ferry kepada Kontan.co.id, Selasa (1/8).

Baca Juga: PMI Manufaktur RI Meningkat pada Juli, BKF: Kondisi Perekonomian Membaik

Meski begitu, menurutnya, kondisi perlambatan ekonomi global masih akan menjadi tantangan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan industri manufaktur.

"Lemahnya permintaan global yang berpotensi menurunkan kinerja industri berorientasi ekspor, menjadi risiko yang perlu dimitigasi," katanya.

Oleh karena itu, kebijakan pemerintah akan terus diarahkan untuk mendorong permintaan di dalam negeri serta kebijakan hilirisasi sumber daya alam (SDA) sehingga harapannya akan tetap menggerakan industri manufaktur.

Ferry bilang, pemerintah juga akan terus mendorong ekosistem yang baik dari sisi kemudahan berusaha dan perizinan, kebijakan fiskal, ketersediaan lahan, ketersediaan sumber bahan baku, serta peningkatan produktivitas sumber daya manusia (SDM) agar industri semakin berdaya saing.

Untuk tetap menjaga kinerja ekspor, strategi peningkatan ekspor terus diupayakan termasuk diversifikasi ke pasar-pasar non tradisional, serta intensifikasi ekspor ke negara-negara mitra utama yang market size-nya besar dan masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Baca Juga: PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 53,3 Pada Juli 2023

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×