kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.197   56,46   0,79%
  • KOMPAS100 1.106   11,25   1,03%
  • LQ45 878   11,38   1,31%
  • ISSI 221   1,04   0,47%
  • IDX30 449   5,97   1,35%
  • IDXHIDIV20 540   5,29   0,99%
  • IDX80 127   1,41   1,12%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 53,3 Pada Juli 2023


Selasa, 01 Agustus 2023 / 10:21 WIB
PMI Manufaktur Indonesia Meningkat Menjadi 53,3 Pada Juli 2023
ILUSTRASI. Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2023 berada di level 53,3.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. S&P Global mencatat, Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2023 berada di level 53,3. Angka ini meningkat 0,8 poin jika dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 52,5.

Peningkatan PMI Manufaktur Juli 2023 ini menandakan peningkatan kesehatan pada sektor selama 23 bulan berturut-turut, dengan peningkatan terbaru merupakan peningkatan tercepat dalam rekok sejak September lalu.

Meningkatnya PMI Manufaktur pada periode laporan ini didukung oleh meningkatnya permintaan, baik dari permintaan domestik maupun luar negeri. Akibatnya, perusahaan manufaktur terus merekrut pekerja tambahan dan meningkatkan aktivitas pembelian.

Baca Juga: Sektor Industri Jadi Kontributor Tertinggi Penerimaan Pajak pada Semester I 2023

Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence, Jingyi Pan, mengatakan, produksi di sektor produksi barang Indonesia pada Juli 2023 mengalami ekspansi pada laju tercepat dalam 10 bulan. Hal ini didukung oleh arus permintaan baru yang lebih kuat pada bulan tersebut.

"Percepatan total pertumbuhan pesanan baru tidak hanya didukung oleh kenaikan permintaan domestik, tetapi juga didukung oleh kenaikan baru pada bisnis dari luar negeri, menunjukkan perbaikan kondisi permintaan secara meluas," ujar Jingyi Pan dalam keterangan resminya, Selasa (1/8).

Dalam hal harga, dilaporkan bahwa biaya bahan baku yang lebih tinggi menyebabkan kenaikan biaya pengoperasian pada bulan Juli, meskipun laju inflasi masih tetap berada di bawah rata-rata rekor selama dua tahun terakhir.

Perusahaan manufaktur secara umum berbagi beban biaya tambahan dengan klien mereka, sehingga mengakibatkan kenaikan barun pada harga output rata-rata pada bulan Juli setelah mengalami sedikit penurunan pada Juni 2023.

Baca Juga: Menkeu: Ekonomi Global Masih Melambat, Ekonomi Indonesia Tetap Solid

"Harga input naik pada laju yang lebih cepat, menandakan bahwa inflasi tetap menjadi masalah utama bagi perusahaan sektor swasta untuk menyongsong semester II-2023. Meski pun kondisi pasokan menjadi lebih baik seperti yang terlihat pada waktu tunggu pesanan yang lebih singkat selama bulan Juli," katanya.

Menurut S&P Global, sentimen di sektor manufaktur Indonesia bertahan positif pada Juli 2023. Hal ini menandakan bahwa perusahaan merasa optimis terhadap produksi 12 bulan mendatang. Oleh sebab itu, timgkat kepercayaan diri berada di bawah rata-rata selama 9 bulan berjalan, meski pun kondisi permintaan lebih baik pada bulan Juli.

"Kepercayaan diri dalam bisnis juga melemah selama periode survei terbaru, meski pun perusahaan melihat peningkatan pada permintaan, menunjukkan kekhawatiran yang terus ada berkaitan dengan perkiraan masa mendatang," tandas Jing Yi Pan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×