kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Peritel ponsel Kimas Sentosa punya utang Rp 758 M


Senin, 05 Juni 2017 / 00:17 WIB
Peritel ponsel Kimas Sentosa punya utang Rp 758 M


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Peritel ponsel PT Kimas Sentosa tercatat memiliki utang senilai Rp 758,4 miliar kepada seluruh kreditur. Hasil itu diketahui setelah tim pengurus penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) Kimas Sentosa melakukan verfikasi tagihan.

Salah satu pengurus PKPU Kimas Sentosa Ferdie Soethiono mengatakan, total utang yang jumbo itu hanya berasal dari empat kreditur. Kreditur terbesar itu yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan total utang Rp 693,1 miliar.

Rinciannya, pokok utang Rp 679,99 miliar, bunga dan denda masing masing sebesar Rp 13,04 miliar dan Rp 73,27 juta. Ferdie mencatat, tidak seluruh tagihan kepada Bank Mandiri itu diikuti dengan jaminan.

"Setengah utangnya, Rp 319,59 miliar tidak dengan jaminan atau masuk dalam kategori konkuren," katanya kepada KONTAN, pekan lalu. Sementara sisanya, Rp 373,51 miliar masuk sebagai kreditur separatis karena adanya jaminan.

Meski begitu, pihak pengurus masih belum mengetahui jaminan apa yang dipegang oleh bank dengan kode saham BMRI itu. Namun yang pasti, utang Bank Mandiri itu diterima Kimas Sentosa berdasarkan beberapa fasilitas kredit yang dikucurkan untuk kelangsungan usaha perusahaan.

Kimas Sentosa merupakan peritel yang mempunyai jaringan ritel ponsel dengan merek Wayang Cellular. Perusahaan ini juga mengeluarkan ponsel lokal dengan label Pixcom Mobile.

Selain Bank Mandiri , Kimas Sentosa juga memiliki utang kepada Herwin Soedjito dan Dianto masing-masing sebesar Rp 41,92 miliar dan Rp 17,82 miliar. Keduanya merupakan distributor pulsa perusahaan. Kemudian kepada PT Air Hidup senilai Rp 5,52 miliar. Adapun ketiganya tercatat sebagai kreditur separatis.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×