kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.930.000   20.000   1,05%
  • USD/IDR 16.230   -112,00   -0,69%
  • IDX 7.214   47,18   0,66%
  • KOMPAS100 1.053   7,20   0,69%
  • LQ45 817   1,53   0,19%
  • ISSI 226   1,45   0,65%
  • IDX30 427   0,84   0,20%
  • IDXHIDIV20 504   -0,63   -0,12%
  • IDX80 118   0,18   0,16%
  • IDXV30 119   -0,23   -0,19%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,20%

Peringatan Bank Dunia: Covid-19 Menekan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global


Jumat, 14 Januari 2022 / 06:25 WIB
Peringatan Bank Dunia: Covid-19 Menekan Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia melihat akan ada penurunan pertumbuhan ekonomi global di tahun ini. 

Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia hanya tumbuh 4,1% yoy di tahun 2022, atau lebih rendah dari perkiraan pertumbuhan pada tahun 2021 yang sebesar 5,5% yoy. 

“Penurunan pertumbuhan ini mencerminkan meningkatnya Covid-19, berkurangnya stimulus fiskal, dan juga gangguan pasokan yang masih berlangsung,” tulis Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects, seperti dikutip Jumat (14/1). 

Setidaknya, dalam jangka pendek ini Bank Dunia mewanti-wanti risiko pertumbuhan global yang lemah. Belum lagi ada risiko peningkatan inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. 

Peningkatan inflasi ini didorong oleh mutasi pandemi Covid-19, harga pangan dan energi yang masih selangit, serta gangguan pasokan yang memburuk. 

Baca Juga: Serangan Siber Paling Banyak Menyerang Industri Perbankan

Tak berhenti sampai di sini, pertumbuhan global diperkirakan akan melemah lebih lanjut pada tahun 2023. Bank Dunia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi 2023 akan melemah ke 3,2% yoy. 

“Perlambatan ini karena permintaan yang berkurang dan kebijakan ekonomi makro makin longgar,” jelas mereka. 

Penurunan pertumbuhan ekonomi terutama mengancam negara-negara berkembang, terutama negara kecil dan negara yang rentang dilanda konflik. 

Negara-negara tersebut biasanya mencatatkan tingkat vaksinasi yang lebih rendah, kebijakan moneter dan fiskal yang lebih ketat, dan terluka lebih dalam akibat pandemi Covid-19. 

Sebaliknya, negara-negara maju diperkirakan sudah mulai kembali ke tren pra pandemi di tahun depan setidaknya untuk aktivitas produksi dan investasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×