kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perindustrian 2014 tumbuh melambat


Selasa, 04 Februari 2014 / 08:50 WIB
Perindustrian 2014 tumbuh melambat
ILUSTRASI. Cuaca hari ini Rabu (14/9) di Jawa dan Bali dari BMKG cerah hingga hujan ringan. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati, Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang sepanjang 2013 year on year (YoY) mencapai 5,64%. Pertumbuhan tahun ini jauh lebih besar dibandingkan dengan 2012 hanya naik 4,12%. meskipun tahun 2013 ada perlambatan ekonomi.

Namun gambaran pertumbuhan industri yang tinggi sepanjang 2013 tampaknya susah untuk terulang di tahun ini. Penyebabnya menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Natsir Mansyur tak lain karena suku bunga tinggi dan tarif listrik yang terus naik menyebabkan beban industri makin berat.

Suku bunga juga menyebabkan konsumsi masyarakat menyusut sehingga pembelian kendaraan bermotor yang menjadi dasar industri logam akan menurun tajam. Kenaikan listrik menambah ongkos produksi. "Jadi tahun ini industri manufaktur cenderung datar," ujar Natsir, (3/2).

Dalam hitungan Kepala Ekonom BII Juniman, produksi industri manufaktur hanya akan tumbuh 5,3% tahun ini. Selain dua faktor di atas, perlambatan pertumbuhan juga karena konsumsi domestik yang melambat. Pembelian mobil tidak seramai tahun lalu, sehingga angka penjualannya hanya akan tumbuh 3%-5%, jauh dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 10%.

Ekonom Bank Danamon, Dian Ayu Yustina pun sependapat, industri manufaktur akan tumbuh melambat. Gejala perlambatan sudah terlihat sejak kuartal IV 2013. Triwulan I 2013, produksi industri manufaktur besar dan sedang tumbuh 8,99%, lalu triwulan II 6,77%, dan triwulan III 7,21%, sedangkan pada triwulan IV, hanya tumbuh 0,13%.

"Ini imbas dari perlambatan ekonomi. Efek tersebut akan berlanjut hingga 2014," kata Dian.

Indikator lain yang menunjukkan kegiatan bisnis lesu antara lain melemahnya realisasi penanaman modal. Maklum pengusaha masih menunggu hasil hiruk pikuk kegiatan pemilu 2014. Jika nanti sudah ada kepastian siapa yang akan menjadi pemimpin baru di Indonesia, dan sesuai dengan keinginan pengusaha, maka investasi akan mengalir masuk lagi.

Pesimisme pengusaha dan ekonom ini seperti berbanding terbalik dengan hasil survei yang dilakukan BPS di triwulan IV 2013. Survei menunjukkan pertumbuhan produksi terbesar seperti industri makanan, naik 13,66%, pengolahan lainnya 10,18%, mesin dan perlengkapan naik 10,10%. Sementara industri barang logam, bukan mesin dan peralatannya naik 10,05%. Lalu, industri pengolahan tembakau naik 8,38%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×