kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perikanan Nusantara siap jadi Bulog perikanan asal ada kepastian hukum dan subsidi


Rabu, 23 Januari 2019 / 16:11 WIB
Perikanan Nusantara siap jadi Bulog perikanan asal ada kepastian hukum dan subsidi


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perikanan Nusantara (Perinus) mengklaim siap bila diberi mandat untuk menjadi badan urusan logistik (Bulog) sektor perikanan. Namun, bila benar dibuat penugasan menyerap hasil tangkap nelayan seluruh Indonesia, diperlukan perhitungan harga beli tingkat nelayan dan aspek subsidi terutama untuk transportasi perusahaan.

Direktur Utama PT Perikanan Nusantara Dendi Anggi Gumilang mengatakan bila benar pihaknya ditugaskan menyerap ikan dalam skala nasional, maka dibutuhkan bantuan dari aspek hukum dalam penerapan harga beli ikan nelayan dan subsidi transportasi. "Kami bisa saja jadi Bulog ikan, tapi harus buat sistematika yang bagus dalam kualitas, harga dan infrastruktur distribusi nya nanti," kata Dendi kepada Kontan.co.id, Rabu (23/1)

Harga ikan, layaknya komoditas pangan lain tergantung pada masa panen. Saat musim tangkap dan cuaca bersahabat, jumlah ikan akan berlimpah dan sebabkan harga jatuh. Sebaliknya, di luar musim tangkap, harga ikan bisa tinggi.

Oleh karena itu, bila Perinus hendak dijadikan penstabil harga, sebaiknya diterapkan sesuai musim dan kebutuhan masyarakat. "Kalau memang ada aturan kita beli di harga lebih rendah bisa dilakukan tapi tetap harus ada payung hukumnya atau lepaskan ke mekanisme pasar dan kita masuk saat harga terlalu mahal," jelasnya.

Apalagi mengingat kegiatan perikanan tangkap banyak terjadi di area Indonesia Timur, tapi pasar yang terbentuk berada di pulau Jawa, maka Dendi menilai diperlukan skema insentif untuk transportasi dan infrastruktur dari timur ke barat agar perusahaannya bisa tetap bersaing. "Ikan di timur lebih murah, tapi biaya transportasinya bisa naikkan harga ikan sampai dua-tiga kali lipat," katanya.

Wacana "Bulog Perikanan" ini muncul setelah Presiden Joko Widodo menerima perwakilan dari nelayan seluruh Indonesia tempo hari Selasa (22/1) lalu. Salah satu topik yang dibicarakan adalah usulan agar pemerintah membentuk institusi yang menjaga stabilitas harga komoditas perikanan, atau serupa dengan Perum Bulog, tapi kali ini untuk produk ikan.

Tapi sejatinya Perinus sendiri sudah memiliki konsep Perikanan Inti Rakyat atau sistem afiliasi dengan nelayan lokal, keterlibatannya sendiri sudah menjangkau hingga 10.000 nelayan. "Kami kerjasama dengan membeli ikan mereka, kita tahun ini targetkan bisa dobel digit menjangkau 20.000 nelayan," kaya Dendi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×