kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Percepatan digitalisasi dapat memajukan bisnis UMKM


Senin, 23 November 2020 / 09:46 WIB
Percepatan digitalisasi dapat memajukan bisnis UMKM
ILUSTRASI. Konsumen memilih produk busana ukm saat pameran di Jakarta, Senin (21/10).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Tantangan UMKM di Indonesia memang cukup beragam dan perlu untuk dicari solusi-solusi yang tepat, karena terkait dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5%. Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut. “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15%”, tambah Fiki Satari.

Salah satu inovator Pahlawan Digital UMKM adalah Credibook, layanan digital yang bergerak di bidang pencatatan keuangan. “Credibook ini masuk melalui layanan pencatatan keuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon (hutang-piutang) yang kerap dirasakan pengusaha UMKM. 

Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan. Kita juga bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk membantu UMKM menambah pembiayaan modalnya”, terang Gabriel Frans, Co-Founder dan CEO Credibook.

Baca Juga: Siapkan aturan turunan UU Cipta Kerja, PUPR beri porsi UMKM di rest area

Lebih lanjut lagi, Gabriel melihat potensi UMKM Indonesia sangat besar sehingga menggugahnya untuk terlibat lebih jauh. Sementara digitalisasi UMKM masih sedikit pelakunya. “Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pasti akan tergantikan, ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kita di Credibook, memutuskan tidak mau sekadar jadi penonton tapi berpartisipasi untuk digitalisasi UMKM”, terang Gabriel Frans.

Dari proyeksi ekonomi digital yang disusun Google dan Temasek Holding, sektor ekonomi digital Indonesia terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan potensi ekonomi hingga 2025 nanti mencapai hampir Rp2000 Triliun. Melihat potensi sebesar itu, maka pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi mendorong potensi ekonomi ini untuk mencapai titik optimal.

“Sebagai anak muda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalah tersebut”, tutup Gabriel Frans.

Selanjutnya: DANA dorong digitalisasi transaksi pembayaran UMKM di KEK Pariwisata Likupang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×