kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Percepatan digitalisasi dapat memajukan bisnis UMKM


Senin, 23 November 2020 / 09:46 WIB
Percepatan digitalisasi dapat memajukan bisnis UMKM
ILUSTRASI. Konsumen memilih produk busana ukm saat pameran di Jakarta, Senin (21/10).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Pengalaman pada berbagai krisis ekonomi mengajarkan Indonesia bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berperan sebagai tulang punggung dan penyangga yang menyelamatkan Indonesia dari berbagai masalah ekonomi. 

Sisi yang kini banyak disorot untuk mendukung UMKM, utamanya di masa pandemi COVID-19 adalah percepatan transformasi digital.  Salah satu program yang dilakukan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) adalah mengajak inovator muda untuk mendukung digitalisasi UMKM lewat program Pahlawan Digital UMKM.

“Awalnya, dalam situasi serba sulit seperti ini banyak UMKM yang mampu bertahan bahkan penjualannya meningkat karena terhubung dengan ekosistem digital. Namun baru 10-11 juta UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital. Di saat yang sama saya melihat banyak sekali anak muda yang hadir dengan inovasi membantu UMKM untuk go digital”, ujar Putri Tanjung, Penggagas Pahlawan Digital UMKM.

Inovasi dan layanan digital yang dihadirkan para Pahlawan Digital UMKM ini, memang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan lokal yang ada di lapangan. Berdasarkan data BPS per September 2020, kondisi yang dihadapi UMKM memang cukup menantang. “Bahwa 45% pelaku UKM hanya mampu bertahan selama 3 bulan dalam kondisi ekonomi di masa pandemi seperti ini. 

Baca Juga: Ini cara Direktur Dana Pensiun Astra dan Jasindo menerima tamu di kantor

Data survei Asian Development Bank (ADB) terkait dampak pandemi terhadap UMKM di Indonesia, 88% usaha mikro kehabisan kas atau tabungan, dan lebih dari 60% usaha mikro kecil ini sudah mengurangi tenaga kerjanya. Oleh karena itu sangat penting bagi usaha mikro agar diintervensi  dengan literasi keuangan”, ujar Fiki Satari, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM.

Kemenkop UKM sendiri memiliki strategi pengembangan digitalisasi UMKM dalam 4 tahap. Pertama adalah meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan mempersiapkan pelaku usaha UMKM agar kapasitasnya bisa meningkat. Kedua adalah mengintervensi perbaikan proses bisnisnya yang diturunkan ke dalam beberapa program. 

Ketiga adalah perluasan akses pasar yang salah satunya juga Kemenkop UKM bekerja sama dengan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) agar pelaku UMKM bisa menjadi vendor pengadaan barang dan jasa pemerintah. Keempat adalah mengglorifikasi pahlawan lokal pelaku UMKM.

Baca Juga: Akumindo: Porsi UMKM di rest area harus sesuai dengan harga

“Pahlawan lokal pelaku UMKM ini syaratnya adalah, pemantik, pemberdaya, punya brand yang kuat, dan secara keseluruhan mampu mengagregasi usaha Mikro dan Kecil untuk berlabuh ke platform digital ataupun ke pasar internasional (ekspor) nantinya”, terang Fiki Satari.

Tantangan UMKM di Indonesia memang cukup beragam dan perlu untuk dicari solusi-solusi yang tepat, karena terkait dengan rasio kewirausahaan di Indonesia yang baru mencapai 3,5%. Kondisi ini dianggap perlu untuk menciptakan kondisi kemudahan berusaha agar meningkatkan rasio tersebut. “UMKM juga perlu langsung terhubung dengan rantai pasok industri, yang aksesnya kini baru mencapai angka 15%”, tambah Fiki Satari.

Salah satu inovator Pahlawan Digital UMKM adalah Credibook, layanan digital yang bergerak di bidang pencatatan keuangan. “Credibook ini masuk melalui layanan pencatatan keuangan yang fokusnya pada penyelesaian masalah kasbon (hutang-piutang) yang kerap dirasakan pengusaha UMKM. 

Turunan produk ini bergerak ke arah pembayaran digital, terutama pada sisi pembayaran tagihan. Kita juga bekerja sama dengan beberapa lembaga untuk membantu UMKM menambah pembiayaan modalnya”, terang Gabriel Frans, Co-Founder dan CEO Credibook.

Baca Juga: Siapkan aturan turunan UU Cipta Kerja, PUPR beri porsi UMKM di rest area

Lebih lanjut lagi, Gabriel melihat potensi UMKM Indonesia sangat besar sehingga menggugahnya untuk terlibat lebih jauh. Sementara digitalisasi UMKM masih sedikit pelakunya. “Kalau mau melihat contoh, wartel kini sudah digantikan ponsel, lalu surat telah berganti email. Pencatatan keuangan pasti akan tergantikan, ini hanya masalah momentum dan siapa yang mau melakukannya. Kita di Credibook, memutuskan tidak mau sekadar jadi penonton tapi berpartisipasi untuk digitalisasi UMKM”, terang Gabriel Frans.

Dari proyeksi ekonomi digital yang disusun Google dan Temasek Holding, sektor ekonomi digital Indonesia terbesar di kawasan Asia Tenggara, dengan potensi ekonomi hingga 2025 nanti mencapai hampir Rp2000 Triliun. Melihat potensi sebesar itu, maka pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan hendaknya bersinergi mendorong potensi ekonomi ini untuk mencapai titik optimal.

“Sebagai anak muda, kita sering mengeluh di media sosial, termasuk saya juga. Tapi cobalah berpikir lebih jauh, bahwa keluhan itu sebenarnya perlu solusi. Banyak produk dan startup justru datang dari membaca peluang dari keluhan atau masalah tersebut”, tutup Gabriel Frans.

Selanjutnya: DANA dorong digitalisasi transaksi pembayaran UMKM di KEK Pariwisata Likupang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×