kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   -21.000   -1,06%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Perang Dagang Global Ancam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Kamis, 03 April 2025 / 18:47 WIB
Perang Dagang Global Ancam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/2/2024). Perang dagang yang masih berlangsung berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan bisa di bawah 5%.


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang dagang yang masih berlangsung berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melemahnya permintaan global berdampak negatif terhadap ekspor, sekaligus memperburuk defisit neraca perdagangan.

Ekonom Universitas Paramadina, Wijayanto Samirin, menjelaskan bahwa ketidakpastian global dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap berbagai komoditas, yang pada akhirnya mempengaruhi nilai ekspor Indonesia.

“Ekonomi dunia berpotensi melemah, sehingga permintaan berbagai komoditas akan menurun, yang berdampak pada ekspor kita,” ujar Wijayanto kepada Kontan.co.id, Kamis (3/4).

Baca Juga: Perang Dagang AS-China Berlanjut, Ekonomi Indonesia Berpotensi Terhambat

Ketergantungan Indonesia pada pasar global membuat perekonomian nasional rentan terhadap fluktuasi akibat ketegangan perdagangan internasional.

Selain itu, dampak dari perang dagang ini juga berpotensi memperburuk defisit neraca perdagangan. Menipisnya surplus perdagangan dapat meningkatkan risiko defisit yang lebih besar bagi Indonesia.

“Surplus perdagangan akan menipis, belum lagi potensi membanjirnya produk China dan Vietnam ke Indonesia,” tambahnya.

Masuknya produk dari negara lain berisiko menekan daya saing produk lokal, yang pada akhirnya dapat mengurangi kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi.

Di sisi lain, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang juga berpotensi menghambat arus investasi ke Indonesia. Meningkatnya risiko ekonomi membuat investor lebih berhati-hati dalam menanamkan modal.

Baca Juga: Mengantisipasi Efek Perang Dagang Jilid Dua

“Risiko Indonesia dianggap meningkat. Arus masuk investasi portofolio akan tersendat,” ungkap Wijayanto.

Dengan menurunnya investasi, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan hanya akan berada di kisaran 4,6% - 4,9%. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan.

Selanjutnya: Harga Cabai dan Bawang Merah Melonjak, Petani Sebut Pasar Belum Normal

Menarik Dibaca: 9 Rekomendasi Buah Penurun Gula Darah yang Tinggi dan Terbukti Efektif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×