CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.694   46,00   0,29%
  • IDX 7.287   42,97   0,59%
  • KOMPAS100 1.121   3,70   0,33%
  • LQ45 885   -2,19   -0,25%
  • ISSI 222   1,89   0,86%
  • IDX30 456   -1,32   -0,29%
  • IDXHIDIV20 551   -2,67   -0,48%
  • IDX80 128   0,01   0,01%
  • IDXV30 138   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 153   -0,62   -0,41%

Peran China di proyek infrastruktur ditambah


Kamis, 23 April 2015 / 15:45 WIB
Peran China di proyek infrastruktur ditambah
ILUSTRASI. Menu promo Pizza Hut dan PHD ?Explore Rasa Chicken Wingstreet? berisi 4 pcs ayam, sudah termasuk nasi aneka rasa


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Cacat yang dimiliki oleh kontraktor asal China dalam pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Bertenaga Batubara, Gas dan Energi Terbarukan (Fast Track Programme) Tahap I tidak membuat pemerintah kapok.

Mereka tetap melanjutkan kerjasama dengan pihak China dalam pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt yang akan mereka kerjakan dalam waktu lima tahun ke depan.

Tidak main main, kerjasama tersebut bahkan langsung dilakukan dalam pertemuan bilateral antara Presiden joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok, Xi Jinping di sela- sela KTT Asia Afrika ke- 60 Rabu lalu (22/4). Bukan hanya itu saja, seperti dikutip dari website Sekretariat Kabinet, kerjasama dengan China dalam pembangunan infrastruktur tidak hanya dilakukan dalam pembangunan pembangkit listrik saja.

Kerjasama juga akan dilakukan dalam pembangunan 24 pelabuhan, 15 pelabuhan udara, pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer. Selain itu, kerjasama juga akan dilakukan dalam pembangunan jalan kereta sepanjang 8.700 kilometer. Jokowi sebagaimana dikutip dari website tersebut menyampaikan penghargaannya atas dukungan yang akan diberikan oleh pemerintah China dalam pembangunan infrastruktur tersebut.

Sebagai catatan saja, buruknya kualitas pembangunan infrastruktur Indonesia oleh China beberapa waktu lalu terungkap dari hasil pelaksanaan Program Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Bertenaga Batubara, Gas dan Energi Terbarukan. Pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 10.000 megawatt tersebut tidak sesuai harapan.

Dedy S. Priatna, Deputi Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan, walaupun sudah selesai hampir 90 %, kapasitas produksi listrik dari pembangkit listrik yang dibangun kontraktor China tersebut hanya mencapai 30%- 50% saja. Kapasitas tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan kapasitas produksi yang dihasilkan oleh pembangkit listrik kontraktor asal Jerman, Perancis dan Amerika. Sebab dengan kapasitas yang sama, produksi listrik dari pembangkit yang dibuat oleh ketiga negara tersebut bisa mencapai 75% - 80%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×