kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Peran Bulog stabilkan harga pangan dipertanyakan


Senin, 06 Februari 2017 / 20:47 WIB
Peran Bulog stabilkan harga pangan dipertanyakan


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Efektivitas Perum Bulog dalam menjalankan fungsinya sebagai stabilisator harga komoditas pangan dipertanyakan banyak pihak. Pasalnya, saat ini harga pangan masih terus berfluktuatif meskipun sejumlah pangan pokok harganya telah ditentukan oleh pemerintah.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, hal itu lantaran Bulog tidak memiliki kemampuan untuk mendistribusikan barang sampai ke tingkat pasar. Melainkan memasok pangan ke tangan pengusaha. “Dia (Bulog) dapat kuota, lalu menjualnya ke pengusaha, pengusaha lalu ke pengusaha kecil, baru masuk ke pedagang, ini juga akan berat,” ujarnya, Senin (6/2).

Untuk itu Abdullah meminta agar kebijakan pemerintah mengenai harga pangan bisa efektif, Bulog harus masuk hingga ke pasar. Abdullah mencontohkan harga gula, meskipun pemerintah dan pengusaha sepakat mematok harga eceran tertinggi (HET) gula di konsumen Rp 12.500 per kilogram (kg) namun di pasar banyak yang menjualnya di atas harga HET.

Direktur Centre for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengatakan, pihaknya banyak menerima informasi bawah masih banyak terjadi penimbunan sejumlah komoditi pangan sebelum masuk ke pasar. Hal itu bisa menjadi permainan yang mempengaruhi harga di pasar. “Harga yang tiba di pedagang dengan yang ditentukan berbeda,” kata Uchok.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan menambahkan, peran dan fungsi Bulog sejauh ini memang terlihat tidak jelas. Agar efektif, keberadaan Bulog menurutnya memang perlu dikembalikan seperti pada saat Bulog didirikan pertama kali. “Ini karena Bulog masih setengah-setengah. Di satu sisi dituntut mencari untung, di sisi lain diminta untuk menjalankan tugas negara,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×