kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.870   5,00   0,03%
  • IDX 7.310   114,15   1,59%
  • KOMPAS100 1.123   18,42   1,67%
  • LQ45 895   17,56   2,00%
  • ISSI 223   2,01   0,91%
  • IDX30 458   9,77   2,18%
  • IDXHIDIV20 552   12,43   2,30%
  • IDX80 129   2,03   1,60%
  • IDXV30 137   2,49   1,85%
  • IDXQ30 152   3,34   2,24%

Penyerapan beras Bulog masih rendah


Selasa, 03 April 2012 / 08:48 WIB
Penyerapan beras Bulog masih rendah
ILUSTRASI. Logo Opec. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Rika Panda | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Meski harga pembelian pemerintah (HPP) beras sudah naik, realisasi penyerapan beras oleh Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) masih memble. Hingga akhir Maret lalu, penyerapan beras oleh Bulog baru mencapai 560.000 ton. Padahal Bulog menargetkan bisa membeli beras dari petani sebanyak 700.000 ton sampai Maret tahun 2012 ini.

Kendati realisasi penyerapan beras sampai Maret masih rendah, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso masih yakin, target pengadaan beras Bulog dari petani sebanyak 4,5 juta ton pada tahun ini akan tercapai. "Kami harapkan bulan-bulan selanjutnya penyerapan beras bisa lebih banyak lagi," janji Sutarto, kemarin.

Karena itu, ia meminta agar penyuluh pertanian yang berada di bawah Kementerian Pertanian (Kemtan) bisa membantu Bulog untuk memenuhi target penyerapan beras dalam negeri tersebut. Para penyuluh tersebut harus mendorong kelompok tani agar menjual gabah atau berasnya kepada Perum Bulog.

“Jangan hanya salahkan kami kalau harga gabah petani ada yang jatuh kemudian tetap tidak bisa diserap. Harusnya penyuluh petani yang jumlahnya 40.000 orang itu yang mendorong kelompok tani tersebut supaya menjual gabah dan berasnya ke Bulog,” ujar Sutarto.

Sutarto bilang, jika hanya mengandalkan karyawan Bulog yang hanya 5.000 orang untuk turun ke lapangan, penyerapan gabah dan beras petani tidak akan maksimal.
Ia juga berharap, para penyuluh pertanian membantu petani meningkatkan produksi beras. Kenaikan HPP juga tak berguna bila produksi gabah dan beras petani menurun. “Kalau ada penurunan produksi pasti kami akan semakin berat melakukan penyerapan,” ujar Sutarto.

Bulog sendiri juga sudah menyiapkan insentif bagi para petani yang mau menjual berasnya ke Bulog. Bentuk insentifnya misalnya berupa pemberian ongkos angkut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×