kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Penyerapan APBN 11%, pemerintah belum yakin naikkan target PDB


Minggu, 27 Maret 2011 / 17:58 WIB
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja pabrik berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan dampak dari wabah virus COVID-19 menyebabkan sebanyak 452.657 orang harus dirumahkan dan di-P


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penyerapan anggaran belanja negara diawal tahun yang sudah mencapai 11% belum membuat pemerintah percaya diri menaikkan target pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama tahun ini. Sebelumnya, pemerintah menargetkan produk domestik bruto (PDB) hingga April dapat mencapai 6,5% hingga 6,6%.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengaku, masih berhati-hati dalam menentukan target pertumbuhan ekonomi di kuartal satu. "Kita masih mematok 6,4% sampai 6,6% untuk kuartal satu ini, jadi semoga sejalan dengan target tahunan 6,4%. Kita belum memproyeksikan lebih dari itu,” ungkapnya, akhir pekan lalu.

Senada, Plt. Kepala Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut, masih belum percaya diri meningkatkan target PDB. "Kita jangan terlalu optimis, walaupun APBN surplus ini karena dana untuk subsidi belum keluar, jadi kita harus hati-hati, sedikit season low kita lihat nanti," terangnya.

Sementara itu Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Agus Suprijatno menuturkan, belanja APBN ukurannya kecil terhadap pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, belanja negara tidak terlalu mendongkrak pertumbuhan ekonomi, yang penting adalah kebijakan dari APBN itu yang diharapkan menjadi stimulus buat swasta agar pertumbuhan ekonomi di kuartal satu ini bisa tinggi.

Agus mencontohkan kebijakan-kebijakan APBN seperti dana transfer, insentif pajak dan lain-lain akan mendorong ekonomi bergerak. "Itulah yang nanti mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," Jelasnya.

Sedangkan, pengamat Ekonomi dari UGM Tony Prastyantono mengaku, menduga kontribusi APBN di triwulan satu masih lemah, di bawah 10%, yaitu sekitar 8%. Alasannya, secara tipikal pemerintah sangat lambat membelanjakan dana APBN, daya serapnya hingga triwulan satu paling hanya 10% dari total APBN 2011.

Lanjut Tony, idealnya penyerapan minimal 15%. “Siklus triwulan satu memang selalu lambat, akibatnya APBN mengalami surplus besar pada triwulan satu. Ini sangat tidak menguntungkan dari sisi kontribusi terhadap pertumbuhan PDB,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×