Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Upah riil buruh bangunan cenderung menurun sejak awal tahun hingga September tahun ini. Kondisi tersebut tidak sejalan dengan maraknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah di tahun ini.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), upah riil buruh bangunan pada Januari 2017 masih di level Rp 65.211 per bulan, tetapi turun ke level Rp 64.867 per bulan di September 2017.
Kondisi itu bertolak belakang dengan upah nominal buruh bangunan yang cenderung naik. Di Januari 2017, upah nominal buruh bangunan tercatat sebesar Rp 83.423 per bulan dan naik ke level Rp 84.378 per bulan di September 2017.
Padahal, inflasi juga tercatat rendah sebesar 2,66% dari Januari hingga September 2017.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, penurunan upah riil buruh tersebut disebabkan oleh keahlian buruh bangunan di Indonesia tak ahli dalam pembangunan di sektor konstruksi. Dengan demikian, upah riil buruh tetap turun meski banyak pembangunan infrastruktur.
"Upah riil turun karena buruh-buruh kita cuma ahli di properti. Begitu ditaruh di pembangunan infrastruktur dia enggak ahli. Jadi terjadi penurunan upah riil," kata Aviliani beberapa waktu lalu.
Peneliti Indef Bhima Yudhistira Adhinegara menilai daya beli buruh bangunan yang cenderung menurun dipengaruhi oleh rendahnya penyerapan kerja di sektor konstruksi.
Bhima mengatakan, sepanjang tahun 2016 penyerapan tenaga kerja sektor konstruksi turun 230 orang dibandingkan dengan tahun 2015.
Dengan demikian, meski terdapat kenaikan upah nominal buruh bangunan vamun tidak signifikan dibanding kebutuhan hidup buruh.
Ia juga mengatakan, penurunan upah riil buruh bangunan tersebut terjadi karena kenaikan pembangunan sektor infrastruktur tidak sebanding dengan penurunan pembangunan sektor properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News