kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penurunan suku bunga BI sebagai respons melemahnya pertumbuhan kredit


Kamis, 24 Oktober 2019 / 20:17 WIB
Penurunan suku bunga BI sebagai respons melemahnya pertumbuhan kredit


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan. Kendati begitu, pertumbuhan kredit mengalami perlambatan. Menurut data (BI), pertumbuhan kredit hingga Agustus 2019 sebesar 8,59% (yoy) atau lebih rendah dari Juli 2019 yang sebesar 9,58% (yoy).

Melihat hal itu, Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, penurunan pertumbuhan kredit disebabkan masih adanya pelemahan dari sisi permintaan.

Baca Juga: Penurunan suku bunga BI untuk menjaga geliat konsumsi domestik

"Kalau kita lihat, paling besar turun dari sisi kredit modal kerja. Karena apa? Karena kegiatan usaha yang melambat karena penurunan permintaan konsumen," kata Lana kepada Kontan.co.id, Kamis (24/10).

Lana menambahkan, bila permintaan konsumen menurun, tentu agak berat bagi perusahaan untuk menambah kredit. Jadi, itulah salah satu yang membuat pertumbuhan kredit pada bulan tersebut menurun.

Penurunan konsumsi terjadi karena masyarakat menunda belanja karena membayar biaya transportasi yang lebih mahal, biaya pendidikan yang juga meningkat, dan juga biaya kesehatan.

Baca Juga: Penyaluran kredit melambat, BI catat pembiayaan dari pasar modal bergeliat

"Memang yang terkait gaya hidup seperti hangout masih. Tapi mereka mengurangi belanja yang dihasilkan oleh pabrik besar. Misalnya, baju yang diproduksi pabrik tekstil," tambah Lana. Itu juga yang disebut Lana menjadi salah satu alasan dari penurunan indeks manufaktur akhir-akhir ini.

Oleh karena itu, untuk memperbaiki pertumbuhan kredit, Lana mengimbau agar pemerintah dan juga BI memperbaiki confidence dari konsumen. Hal ini bisa dilakukan dengan bauran kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

Baca Juga: BI yakin pertumbuhan ekonomi membaik di kuartal IV 2019, ini alasannya

Hal yang bisa menggenjot konsumsi tersebut bisa dilakukan dari sisi moneter, yaitu dengan kembali menurunkan suku bunga acuan. Karena menurutnya, saat suku bunga turun, ada juga efek psikologis yang membuat konsumen "malas" untuk menabung, sehingga akhirnya melakukan belanja.

Sementara dari sisi fiskal, bisa dilakukan dengan kebijakan pajak yang ditujukan oleh konsumen. Misalnya dengan meningkatkan pendapatan tidak kena pajak.

Menurut Lana, itu juga bisa memberi efek psikologis bagi konsumen untuk membelanjakan uangnya karena merasa kelebihan uang karena PTKP yang dinaikkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×