ILUSTRASI. Sejumlah calon penumpang pesawat berada di kawasan Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Jumat (13/3/2020). Pengelola Bandara Ngurah Rai mencatat selama bulan Februari 2020 telah melayani sebanyak 724.898 orang pe
Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wabah Covid-19 yang sedang menjangkit dunia, menggerogoti industri pariwisata, termasuk Indonesia. Hal ini tentu juga menyebabkan berkurangnya penerimaan devisa dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).
Meski menurun, rupanya Bank Indonesia (BI) mendapati bahwa penurunan devisa dari sektor pariwisata di kuartal I-2020 ini lebih rendah dari perkiraan, yang sebesar US$ 2 miliar.
Baca Juga: BI prediksi CAD sepanjang 2020 lebih rendah dari 2,5% PDB, ini pertimbangannya
Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, penurunan ini ternyata ditahan oleh juga turunnya penggunaan devisa untuk keperluan wisatawan domestik yang akan pergi ke luar negeri.
Tak tanggung-tanggung, penurunan penggunaan devisa untuk keluar negeri sebesar US$ 1,6 miliar.
"Kami dulu tidak perhitungkan. Ternyata menurun juga penggunaan untuk keluar. Ini karena adanya pembatasan mobilitas penduduk Indonesia untuk bepergian ke luar negeri, seperti larangan adanya larangan umrah dan lain-lain," jelas Perry, Jumat (17/4) lewat video conference.
Baca Juga: Capital inflow sudah masuk pekan ini, BI yakin rupiah tahan banting
Hal ini pun dipandang bisa menjadi sentimen positif bagi perkembangan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di kuartal pertama tahun ini. Bank sentral pun yakin CAD di kuartal I bisa di bawah 1,5% dari PDB.
Demikian juga dengan kondisi CAD di sepanjang tahun ini diperkirakan bisa lebih rendah dari garis kebijakan CAD yang telah ditetapkan, alias di bawah 2,5% - 3% PDB.
KOMPAS.com - Pejabat Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru meminta warga di sekitar Gunung Semeru mewaspadai peningkatan aktivitas gunung api tersebut. Kepala Sub Bagian Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sarif Hidayat mengatakan, pengelola taman nasional intensif berkoordinasi dengan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Sawur berkenaan dengan antisipasi peningkatan aktivitas gunung tertinggi di Pulau Jawa itu. "Kami sudah melaporkan kondisi (peningkatan aktivitas Semeru) ke petugas lapangan, agar masyarakat waspada dan meminimalisasi potensi," kata Sarif, di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat. Baca juga: Gunung Semeru Keluarkan Awan Panas Guguran Sejauh 2.000 Meter Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), pada 17 April 2020 pukul 06.08 WIB, ada luncuran awan panas sejauh 2.000 meter yang mengarah ke Besuk Bang dari pusat guguran Gunung Semeru. Berdasarkan pengamatan visual periode 1 sampai 16 April 2020, aktivitas Gunung Semeru didominasi guguran lava dan erupsi tidak menerus. Erupsi gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut tersebut menimbulkan kolom berwarna kelabu setinggi 400 sampai 600 meter di atas puncak. Selama periode 1 sampai 16 April 2020, aktivitas kegempaan di Gunung Semeru tercatat masih tinggi dengan gempa letusan terekam rata-rata 25 kejadian per hari, gempa hembusan 19 kejadian per hari, dan gempa guguran enam kejadian per hari. Menurut PVMBG, ada potensi erupsi menerus dengan sebaran material berupa aliran lava, hujan abu, dan lontaran batu pijar di sekitar kawah dalam radius satu kilometer dari pusat erupsi, serta awan panas dengan guguran sejauh empat kilometer di sekitar lereng tenggara dan selatan. Baca juga: Erupsi Gunung Semeru, Semburkan Awan Panas 400 Meter Penumpukan material erupsi di sekitar puncak, lereng, dan hulu Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Kobokan berpotensi menjadi aliran lahar jika ada hujan deras. Saat ini, Gunung Semeru statusnya waspada (level II).
Artikel ini telah tayang di
Kompas.com dengan judul "Gunung Semeru Erupsi, Warga Sekitar Diminta Waspada",
https://regional.kompas.com/read/2020/04/17/17550331/gunung-semeru-erupsi-warga-sekitar-diminta-waspada.
Editor : David Oliver Purba
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Reporter: Bidara Pink
Editor: Noverius Laoli