kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.275   35,00   0,22%
  • IDX 7.199   10,61   0,15%
  • KOMPAS100 1.051   2,03   0,19%
  • LQ45 818   1,46   0,18%
  • ISSI 226   0,79   0,35%
  • IDX30 428   0,31   0,07%
  • IDXHIDIV20 508   3,38   0,67%
  • IDX80 118   0,22   0,19%
  • IDXV30 121   1,20   1,00%
  • IDXQ30 140   0,04   0,03%

Penuh, pasien meninggal sebelum mendapatkan layanan RS dan ICU


Sabtu, 26 Juni 2021 / 14:21 WIB
Penuh, pasien meninggal sebelum mendapatkan layanan RS dan ICU
ILUSTRASI. Pasien menjalani perawatan di tenda darurat yang dijadikan ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) di RSUD Bekasi, Jawa Barat, Jumat (25/6/2021). . ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/aww.


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus covid-19 kian mengkhawatirkan. Untuk menghadapi lonjakan pasien, banyak rumah sakit kesulitan memberikan pelayanan. Hasil pencarian Rumah Sakit (RS) yang dilakukan oleh LaporCovid-19 selama seminggu terakhir, banyak RS menolak pasien karena tidak ada ketersediaan tempat tidur.

Pasien yang tidak dapat mendapatkan kasur di Instalasi Gawat Darurat (IGD) harus bertahan di rumah dengan ketersediaan alat seadanya dari Puskesmas, bahkan harus berakhir meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Selama seminggu terakhir (14-25 Juni 2021), LaporCovid-19 menerima setidaknya 43 laporan warga untuk permintaan Rumah Sakit.

Hasilnya, hampir seluruh Rumah Sakit yang kami hubungi menunjukkan bahwa ruang ICU (Intensive Care Unit), isolasi, dan IGD sudah terisi penuh. Bahkan tiga pasien meninggal karena tidak mendapatkan ruang ICU. Salah satu di antara pasien gawat darurat adalah seorang laki-laki berusia 59 tahun yang tengah berada di salah satu rumah sakit di Depok dan memerlukan ICU dengan ventilator.

covidBaca Juga: Waspada! Ahli ini sebut varian Delta bisa menular hanya dengan berpapasan 5-10 detik

“Pada Sabtu malam (19/6) hingga Minggu dini hari kami mengontak 95 SPGDT (Sistem Penanganan Gawat Darurat Terpadu) yang berada di Jabodetabek, hingga Minggu (20/6) menjelang dini hari. Namun, dari 95 Rumah Sakit itu, 36 memberitahukan bahwa ruang ICU mereka penuh, termasuk RS Mitra Keluarga Depok, RS Sulianti Saroso, RSUD Pasar Minggu dan RS Persahabatan,” kata Windy, Relawan LaporCovid-19 dalam siaran pers, Sabtu (26/6).

Sementara itu, delapan RS menyampaikan tidak memiliki ruang ICU dan 51 RS sama sekali tidak merespon. Hingga akhirnya pagi sekitar pukul 05.00 WIB pasien meninggal dunia karena tidak mendapatkan layanan kesehatan yang memadai. Dari 43 laporan, 15 di antaranya mengalami kondisi kegawatdaruratan medis, sehingga memerlukan pertolongan sesegera mungkin.

Windy bilang, kondisi pasien pada umumnya dengan saturasi oksigen rendah, demam tinggi, disertai mual. Sisanya mengalami gejala ringan hingga sedang yang memerlukan pemantauan Puskesmas setempat. Namun sayang beberapa Puskesmas juga agak lambat merespon bantuan.

Berbagai usaha telah dilakukan relawan LaporCovid-19, termasuk menghubungi secara langsung SPGDT RS, mengontak Dinas Kesehatan. Selain itu juga merujuk pada ketersediaan kamar situs SIRANAP Kemenkes. Namun kerap terjadi perbedaan data di mana tertulis tersedia di SIRANAP, namun pada kenyataannya tidak tersedia.

CobvidBaca Juga: IDI usul pemerintah kembali dirikan selter bagi pasien OTG dan gejala ringan

Pada kondisi banyaknya warga yang membutuhkan Rumah Sakit maupun ICU, penting bagi pemangku kepentingan untuk memberikan panduan data ketersediaan Rumah Sakit dan ICU yang akurat, sehingga upaya perawatan dan penyelamatan pasien terwujud secara efektif dan efisien.

Dari laporan LaporCovid-19, ada tiga pasien yang meninggal sebelum mendapatkan penanganan medis. Pasien pertama meninggal di IGD di sebuah RS di Garut pada Kamis (24/6) dan mengalami penurunan kondisi kesadaran selama di IGD.

Pasien kedua meninggal pada 21 Juni di sebuah RS di Depok. “Kami membantu melakukan pencarian terhadap 95 SPGDT di Jabodetabek, 36 di antaranya penuh, 51 SPGDT tidak menjawab, sisanya tidak memiliki ruang isolasi,” kata Widya.

Kemudian pada Jumat (25 Juni), salah satu pasien kritis di salah satu RS di DKI Jakarta dan meninggal dunia di IGD. Laporan diterima LaporCovid-19 pada subuh hari, dan  nyawa pasien tidak tertolong.

Perlu diketahui, LaporCovid-19 adalah wadah (platform) sesama warga untuk berbagi informasi mengenai angka kejadian terkait COVID-19 di sekitar kita. Pendekatan bottom-up melalui citizen reporting atau crowdsourcing agar setiap warga bisa ikut menyampaikan informasi seputar kasus terkait COVID-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×