kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,78   -4,24   -0.47%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjelasan Ahli Terkait Keampuhan Vaksin Booster Melawan Omicron


Rabu, 26 Januari 2022 / 18:02 WIB
Penjelasan Ahli Terkait Keampuhan Vaksin Booster Melawan Omicron
ILUSTRASI. Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin Covid-19 penguat (booster) atau dosis ketiga kepada warga di HKBP)Menteng Anno 1955, Jakarta Pusat, Rabu (26/1/2022). Penjelasan Ahli Terkait Keampuhan Vaksin Booster Melawan Omicron.


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meningkatnya kasus Covid-19 akibat varian Omicron membuat banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, mulai melakukan vaksinasi dosis ketiga atau booster. Pasalnya, efektivitas dua dosis vaksin Covid-19 mulai menurun seiring berjalannya waktu. 

Kepala Pusat Riset Biologi Molekuler (PRBM) Eijkman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wien Kusharyoto menjelaskan, pemberian vaksin booster dapat menurunkan risiko rawat inap akibat infeksi varian Omicron hingga 89% di berbagai negara, seperti Inggris, Israel, dan Amerika Serikat. 

"Booster sangat diperlukan untuk mencegah membebani pelayanan kesehatan di Indonesia terutama yang terkait dengan perawatan di rumah sakit," papar Wien dalam webinar, Rabu (26/1/2022).

Baca Juga: Negara Berkembang Hadapi Tekanan dari The Fed, Sektor Saham-Saham Ini Menarik Dilirik

Lebih lanjut, dia berkata bahwa dua dosis vaksin Pfizer-BioNtech setelah enam bulan juga dilaporkan mengalami penurunan dari segi perlindungan hingga tersisa dua persen saja. Namun, setelah seseorang diberikan vaksin dosis ketiga, efektivitas vaksin naik kembali mencapai 63%. 

"Ketika di-booster, peningkatannya cukup signifikan. Artinya, efektivitas booster kemudian mampu memberikan perlindungan sekitar 63%. Efektivitasnya sekarang kira-kira sebesar 63%," papar Wien sambil menjelaskan efektivitas vaksin booster. 

"Efektivitas vaksin Pfizer dan Moderna dosis kedua menurun terhadap Omicron, tetapi setelah diberikan booster efikasinya naik 60% sampai 70%," sambungnya. 

Vaksin booster, katanya, akan kehilangan kemampuan untuk melindungi terhadap virus corona setelah dua bulan, tetapi penurunnya lebih lambat dibandingkan setelah pemberian vaksin dosis kedua.

Baca Juga: Luhut: Gejala Omicron Sulit Dibedakan, Segera Testing Bila Alami Flu Meski Ringan

Kendati demikian, dia menyampaikan bahwa vaksin booster masih mampu mencegah pasien Omicron dirawat di rumah sakit atau terdampak parah.  "Studi menyebut varian Omicron lebih mudah menular, tapi keparahan infeksinya lebih rendah," kata Wien. 

Di sisi lain, dia juga menyebutkan bahwa varian Omicron sangat berisiko menyebabkan penyakit yang parah pada orang yang belum divaksinasi. 

"Ketika seseorang sudah divaksinasi maka kemungkinan harus dirawat di rumah jauh lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang belum divaksinasi," ujarnya. 

Baca Juga: Update Corona di Jakarta Selasa (25/1), Positif 2190, sembuh 454, meninggal 12

Wien mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada di tengah lonjakan Omicron, terlebih bagi mereka yang belum divaksinasi atau belum pernah terinfeksi sebelumnya.  Oleh karena itu, menurutnya, dibutuhkan tindakan pencegahan dengan disiplin protokol kesehatan. 

"Kita sekarang lebih siap karena kita memiliki cukup imunitas, saat ini kita juga memiliki obat yang cukup efektif, terapi antibodi monoklonal, tes PCR yang lebih cepat untuk mendeteksi kasus baru, serta memiliki informasi yang dapat diandalkan tentang cara penularan virus," pungkas Wien.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Booster 89 Persen Ampuh Cegah Rawat Inap akibat Omicron, Ini Penjelasan Ahli"
Penulis : Zintan Prihatini
Editor : Shierine Wangsa Wibawa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×