kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Peningkatan inflasi belum cerminkan peningkatan permintaan yang signifikan


Minggu, 05 Desember 2021 / 20:57 WIB
Peningkatan inflasi belum cerminkan peningkatan permintaan yang signifikan
ILUSTRASI. INFLASI.KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat peningkatan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada kuartal IV-2021, setelah pada kuartal III-2021 inflasi IHK mengalami penurunan dan bahkan mencatatkan inflasi. 

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada bulan Oktober 2021 sebesar 0,12% mom dan secara tahunan 1,66% yoy, setelah pada September 2021 ada deflasi 0,04% mom dan secara tahunan 1,60% yoy. Kemudian, pada November 2021, inflasi kembali mendaki ke 0,37% mom dan secara tahunan 1,75% yoy. Bahkan ini merupakan inflasi yang tertinggi di sepanjang tahun 2021. 

Meski ada peningkatan inflasi, Bank Indonesia (BI) melihat peningkatan ini masih belum harus diwaspadai. Bahkan, secara tersirat, bank sentral menganggap inflasi ini masih belum menunjukkan peningkatan permintaan yang signifikan. 

Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Aida S. Budiman mengatakan, tingkat inflasi pada beberapa bulan terakhir meski meningkat tetapi masih berada di bawah kisaran sasaran BI yang sebesar 2% yoy hingga 4% yoy. 

Baca Juga: BI Proyeksi Laju Inflasi Tahun ini Hanya 1,55%

“Sebenarnya masih di bawah target inflasi kita. Ini perlu di level 2% yoy hingga 4% yoy untuk konsisten dengan target pertumbuhan ekonomi 2021 kami yang sebesar 3,2% yoy hingga 4% yoy,” ujar Aida, seperti dikutip Minggu (5/12). 

Selain melihat dari sisi inflasi umum, Aida mengingatkan bahwa yang mencerminkan permintaan masyarakat adalah komponen inti. Sementara hingga November 2021 saja, inflasi inti masih berada di level 1,44% yoy atau masih lebih rendah dari November 2020 yang sebesar 1,57% yoy. 

Ke depan, Aida pun berharap agar inflasi ini terus bergerak naik dan bahkan berada di kisaran sasaran BI lagi. “Jadi sekarang kami monitor dengan harap-harap cemas semoga meningkat,” tandasnya. 

Sayangnya, hasil survei Pemantauan Harga (SPH) oleh BI hingga pekan pertama Desember 2021 menunjukkan bahwa tingkat inflasi pada sepanjang tahun ini tidak akan masuk ke kisaran sasaran BI tersebut. 

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyebut, perkiraan inflasi di sepanjang tahun ini hanya akan sebesar 1,55% yoy. Ini didorong oleh perkiraan inflasi pada bulan Desember 2021 yang sebesar 0,25% mom. 

Baca Juga: BI masih yakin ekonomi tahun depan bisa naik sampai 5,5%, ini pendorongnya

Penyumbang utama inflasi pada bulan Desember 2021 sampai dengan minggu pertama bulan ini adalah komoditas cabai rawit dan minyak goreng masing-masing tumbuh sebesar 0,04% mom. 

Kemudian disusul cabai merah sebesar 0,02% mom, serta telur ayam ras, sawi hijau, kangkung, sabun detergen bubuk dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% mom. Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah dan daging sapi masing-masing turun 0,01% mom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×