Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) diperkirakan akan ada perputaran mencapai Rp 23,85 triliun.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, proyeksi tersebut dengan asumsi jumlah penduduk yang mudik sekitar 44,7 juta atau setara dengan 11.925.00 keluarga.
"Jika setiap keluarga membawa uang rata rata Rp juta saja maka perkiraan perputaran uang mencapai jumlah tersebut. Angka ini masih berpotensi lebih, namun kita ambil angka rata rata yang paling moderat aja," kata Sarman dalam keterangan tertulis, Kamis (22/12).
Dengan potensi perputaran uang tersebut, artinya akan menggairahkan bisnis para pelaku usaha UMKM di daerah. Perputaran uang mulai dari pembelian tiket bagi yang naik angkutan umum atau BBM yang memakai kendaraan pribadi.
Kemudian akan berputar di warung dan restoran selama perjalanan pergi-pulang. Setelahnya di penginapan, hotel, pusat perbelanjaan, lokasi wisata.
Baca Juga: Jalin Prediksi Transaksi Keuangan akan Meningkat 8% Selama Periode Nataru
Sarman mengatakan, perputaran uang tersebut akan didominasi di daerah Jawa seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Jabodetabek, Yogyakarta. Serta sebagian lagi diluar Jawa seperti Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Maluku Papua serta sebagian Kalimantan dan Bali.
"Dengan perputaran uang tersebut akan mampu mendongkrak konsumsi rumah tangga diberbagai daerah, yang akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal IV-2022," imbuhnya.
Dengan demikian, Ia menyebut target pertumbuhan ekonomi kuartal IV tahun 2022 dapat mencapai 5,01%. Angka tersebut memang lebih rendah dari kuartal III-2022 sebesar 5,72%, namun akan mampu membawa pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 mencapai dalam kisaran 5,0%-5,3%.
Sesuai data dari Kementerian Perhubungan potensi pergerakan warga selama libur Nataru tahun ini sebesar 16,35% dari jumlah penduduk Indonesia atau sekitar 44,7 juta orang. Angka tersebut lebih banyak dari tahun 2021 sebesar 19,9 juta.
Kenaikan tersebut akibat kebijakan pemerintah yang memberikan kelonggaran perjalanan, serta keuangan warga yang sudah mulai pulih.
Meski sudah ada kelonggaran, Sarman menghimbau warga yang melakukan perjalanan, operator transportasi dan semua pengelola destinasi wisata tetap menerapkan protokol kesehatan.
"Karena kita masih status pandemi Covid-19, sehingga tetap waspada dan penyebaran virus Covid-19 tetap dapat dikendalikan untuk kelangsungan perekonomian dan kesehatan masyarakat," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News