kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.462   -30,00   -0,40%
  • KOMPAS100 1.155   -4,09   -0,35%
  • LQ45 915   -4,79   -0,52%
  • ISSI 226   -0,22   -0,10%
  • IDX30 472   -2,53   -0,53%
  • IDXHIDIV20 570   -2,80   -0,49%
  • IDX80 132   -0,43   -0,33%
  • IDXV30 141   -0,05   -0,03%
  • IDXQ30 158   -0,60   -0,38%

Pengusaha rumahan bawang goreng berhenti produksi


Kamis, 14 Maret 2013 / 17:53 WIB
Pengusaha rumahan bawang goreng berhenti produksi
ILUSTRASI. Promo Weekend Deals 20-24 Oktober 2021 ada paket Deals A-C mulai Rp 18.000-an (Dok/?A&W)


Reporter: Amal Ihsan Hadian | Editor: Amal Ihsan

BANJAR. Melonjaknya harga bawang putih dan merah di pasaran saat ini, membuat para pengusaha rumahan bawang goreng di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, menghentikan produksinya. Hari ini, Kamis (14/3) harga bawang putih dan merah di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, mencapai Rp 80.000 dan Rp 65.000 per kilogramnya.

Seperti dikatakan Edi (45), salah seorang pengusaha bawang goreng di Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya. Menurut Edi, dirinya terpaksa menghentikan produksinya sampai harga bahan baku kembali normal. Penghentian usahanya itu telah berlangsung selama tiga pekan terakhir.

"Saya stop dulu usahanya, soalnya harga bawang di pasar masih mahal," terang Edi, kepada wartawan di rumahnya.

Sebelum harga bawang naik di pasaran, Edi mengaku bisa memproduksi bawang goreng sampai tujuh kuintal per harinya. Bahkan, empat orang pekerjanya kini menganggur. "Saya juga sama sekarang gak bisa usaha," ujar Edi.

Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2003 ini, baru kali pertama berhenti di bulan ini. Pasalnya, harga terus semakin tinggi sejak beberapa pekan terakhir. "Pernah juga harga bawang naik, tapi tidak sampai setinggi sekarang, bingung jadinya saya sekarang," kata Edi.

Hal sama, diungkapkan pengusaha bawang goreng lainnya, Enang (43), warga Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya. Enang telah menghentikan usahanya sejak sebulan lalu. "Saya sudah lama tak berusaha seperti biasanya. Saya berharap harga bawang kembali normal," kata Enang. 

Kompas.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×