kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.291   -196,00   -1,22%
  • IDX 7.013   -94,50   -1,33%
  • KOMPAS100 1.046   -17,77   -1,67%
  • LQ45 821   -12,85   -1,54%
  • ISSI 213   -2,95   -1,37%
  • IDX30 419   -6,89   -1,62%
  • IDXHIDIV20 506   -7,41   -1,44%
  • IDX80 119   -1,98   -1,64%
  • IDXV30 125   -1,92   -1,51%
  • IDXQ30 140   -2,02   -1,43%

Pengusaha: Penciptaan Lapangan Kerja Jadi Pekerjaan Rumah Bagi Capres 2024


Jumat, 28 April 2023 / 19:58 WIB
Pengusaha: Penciptaan Lapangan Kerja Jadi Pekerjaan Rumah Bagi Capres 2024
ILUSTRASI. Pengusaha menilai, pekerjaan rumah bagi calon presiden (capres) terpilih ialah memperbanyak lapangan pekerjaan. ANTARA FOTO/Reno Esnir/wsj.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menilai, pekerjaan rumah bagi siapapun nantinya calon presiden (capres) terpilih ialah memperbanyak lapangan pekerjaan.

Pasalnya dengan penciptaan lapangan kerja yang masif akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Ia menyebut investasi yang masuk saat ini mayoritas didominasi oleh padat modal.
Padahal angkatan kerja di Indonesia 58% merupakan angkatan lulusan SMP ke bawah.

"Karena Investasi yang masuk selama ini banyak padat modal, padat karya ngga banyak. Padahal angkatan kerja kita 58% lulusan SLTP ke bawah. Ini harus dilihat kalau bikin program harus sesuai sama kebutuhan masyarakat. Dan masyarakat butuhnya pekerjaan," kata Hariyadi kepada Kontan.co.id, Jumat (28/4).

Baca Juga: Pengusaha Berharap Bakal Capres 2024 Lanjutkan Pembangunan Nasional

Ia menjelaskan saat masyarakat produktif dan memiliki pekerjaan maka otomatis dapat menekan kemiskinan bahkan mencegah potensi bertambahnya anak yang rawan stunting.

"Berikan perhatian penuh untuk kesejahteraan masyarakat dengan ciptakan lapangan ekrja. Kalau dia (masyarakat) ngga dapat kerjaan maka dampaknya bisa angka stunting tinggi kemudian kemiskinan tinggi," jelasnya.

Selain itu menurutnya, nantinya capres yang terpilih harus dapat melanjutkan program pemimpin saat ini yang sudah berjalan. Dengan catatan program tersebut tentu berkelanjutan dan bertujuan bagi kesejahteraan masyarakat.

Ia menegaskan, segala program yang ada menurutnya pada akhirnya harus bermuara pada kesejahteraan masyarakat.

"Program yang baik diteruskan. Karena kadang masalah negara kita itu pemimpin yang baru kadang menghilangkan apa yang sudah dilakukan yang lama. Sebenernya yang bagus ya harusnya dilanjut, misalnya kalau perlu penyempurnaan ya direview programnya, dan program itu harus berkelanjutan, program jangka panjang. Kebijakan itu harus scientific atau sesuai kebutuhan," imbuhnya.

Disinggung siapakah capres yang menurutnya lebih baik, Hariyadi menyebut bahwa capres-capres yang saat ini sudah muncul memiliki peluang yang sama.

"Saya netral apakah Ganjar, Anies, Prabowo. Semua sebetulnya tiga-tiganya punya kompetensi hampir sama. Punya peluang sama dari sisi kompetensi," kata Hariyadi.

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) Sarman Simanjorang menyampaikan, pelaku usaha ingin pemimpin ke depan ialah yang pro pada dunia usaha. Dimana diharapkan juga dapat melanjutkan kebijakan pemerintah sebelumnya.

Baca Juga: PDI Perjuangan dan PPP Akan Bertemu Akhir Pekan Ini, Apa Agendanya?

"Karena kalau berkaca pada kepemimpinan Pak Jokowi beliau sangat responsif pada aspirasi dunia usaha. Bagaimana agar perizinan kita pelayanan publik ada kepastian dan perubahan. Serta perhatian pada UMKM, turun ke lapangan, melihat dweling time di Priok, bangun infrastruktur agar percepatan pergerakan ekonomi," jelasnya.

Ia menyebut, hal itu yang diharapkan dapat terus dilanjutkan oleh siapapun nantinya pemimpin terpilih. Ia ingin pemimpin nantinya dapat membawa ekonomi Indonesia lebih efektif dan produktif sehingga mampu tersedia lapangan kerja yang luas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×