CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Penguatan rupiah selaras dengan regional


Selasa, 12 Agustus 2014 / 20:34 WIB
Penguatan rupiah selaras dengan regional
ILUSTRASI. Karyawan memantau perdagangan pasar modal?pada sebuah kantor sekuritas?di?Jakarta.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dalam dua hari terus menunjukkan penguatan. Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) mencatat, nilai tukar Rupiah terhadap dollar pada Selasa (12/8) di level Rp 11.677 per dollar AS.

Angka itu menguat 51 poin dibanding kurs Senin (11/8) yang tercatat Rp 11.728. Kurs pada Senin, lebih kuat 94 poin dibanding Jumat (8/8) lalu di mana nilai tukar rupiah terhadap dollar tercatat Rp 11.822.

Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo mengatakan penguatan nilai tukar yang terjadi akhir-akhir ini tersebut selaras dengan penguatan nilai tukar regional.

"Kalau rupiah menguat atau melemah itu akhir-akhir ini masih selaras dengan nilai tukar regional. Ada unsur risk on dan risk off di global yang berdampak," kata Agus di Jakarta, Selasa (12/8).

Agus menyatakan, faktor eksternal seperti penguatan ekonomi AS serta gejolak geopolitik di beberapa kawasan seperti Ukraina, menjadi hal yang patut diwaspadai. Indonesia menurutnya juga masih perlu mewaspadai dampak kenaikan Fed Fund rate ke depan, dengan perbaikan neraca transaksi berjalan serta pengendalian inflasi.

Neraca transaksi berjalan diperkirakan secara keseluruhan tahun ini akan membaik. Apalagi dengan keberhasilan Pemerintah melakukan renegosiiasi kontrak karya dengan perusahaan-perusahaan tambang.

"Kalau ada perbaikan ekspor mineral US$ 2 miliar-US$ 3 miliar, harusnya bisa ada di kisaran 3% defisit neraca transaksi berjalannya secara full year," ucapnya.

Sementara itu, terkait inflasi, menurutnya saat ini bank sentral masih nyaman dengan posisi saat ini. Seperti diketahui, Juli lalu inflasi tercatat 4,53% secara year on year. BI optimis inflasi secara tahunan 2014 akan berada di kisaran yang ditentukan yaitu 4,5% plus minus 1%.

"Itu sudah memperhitungkan naiknya listrik industri dan dampak kondisi pangan dan sebagainya. Yang belum kami masukkan kalau misalnya ada penyesuaian harga BBM atau harga angkutan udara," jelas Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×