kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Penghasilan BI tahun lalu capai Rp 93,1 triliun


Senin, 25 Mei 2015 / 17:37 WIB
Penghasilan BI tahun lalu capai Rp 93,1 triliun
ILUSTRASI. Yuk simak syarat dan ketentuan promo 12.12 Informa, bisa dapat cashback 20% hingga Rp 2 juta!


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Jumlah penghasilan Bank Indonesia (BI) secara keseluruhan dalam laporan keuangan tahun 2014 tercatat Rp 93,1 triliun atau naik 30,92% dari periode 2013. Namun, untuk kategori penghasilan dari pengelolaan sistem pembayaran tercatat turun hingga 78,99%.

Selama 2014 penghasilan BI dari pengelolaan sistem pembayaran hanya Rp 355,19 miliar. Padahal pada 2013 penghasilan bank sentral dari kategori ini mencapai Rp 1,69 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Keuangan Internal BI Mudarakah mengatakan dropnya penghasilan BI dari kategori ini dikarenakan pada tahun 2014 sudah tidak ada lagi pengakuan uang yang ditarik dari peredaran. Tahun 2013 adalah periode tahun di mana BI mengakui uang yang ditarik dari peredaran untuk masuk sebagai penerimaan.

Ia menjelaskan, sebagaimana dengan Undang-Undang, BI bisa saja sewaktu-waktu mengumumkan untuk pecahan atau emisi tertentu ditarik dari peredaran. Namun dalam menarik peredaran tidak otomatis dalam setahun uang-uang seri tersebut bisa masuk ke BI untuk ditukarkan ke uang syah yang masih berlaku.

"Sampai akhir tahun kelima ternyata masih ada sisa uang yang ditarik itu yang beredar di masyarakat. Nah sisa tersebutlah yang diakui sebagai penerimaan pada tahun 2013," ujarnya, Senin (25/5).

Berbagai kategori penghasilan lainnya mengalami kenaikan. Misalnya pelaksanaan kebijakan moneter. Pelaksanaan kebijakan moneter pada satu sisi bisa menjadi beban dan sisi lainnya menjadi penghasilan. Hal ini tergantung dari kondisi.

Ambil contoh untuk intervensi rupiah. Apabila ada keuntungan yang berasal dari kurs jual valuta asing dikurangi dengan biaya rata-ratanya maka keuntungan tersebut masuk ke penghasilan. Sebaliknya, bila ada harga kurs jual lebih kecil dari biaya rata-rata maka masuk ke dalam kategori beban.

Adapun untuk jumlah beban BI secara keseluruhan dalam laporan keuangan tahunan 2014 tercatat Rp 38 triliun, naik Rp 9,08 triliun dari posisi akhir 2013 yang tercatat Rp 28,92 triliun. Alhasil, BI mencatat surplus Rp 41,23 triliun, naik dari posisi surplus 2013 yang sebesar Rp 37,41 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×