kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat: Program energi PKB tak realistis


Kamis, 20 Maret 2014 / 09:29 WIB
Pengamat: Program energi PKB tak realistis
ILUSTRASI. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) masih menghadapi tantangan berat hingga saat ini di tengah ketidakpastian ekonomi.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Program Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terkait energi dan sumber daya alam dinilai tidak realistis. Pasalnya program PKB yang ingin menasionalisasi aset-aset asing bertabrakan dengan keinginan meningkatkan produksi (lifting) minyak nasional.

Padahal, untuk meningkatkan lifting minyak dibutuhkan investasi asing, karena nilainya besar. Namun, dengan cara menasionalisasi aset asing, sikap tersebut dinilai membuat investor enggan masuk ke Indonesia.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Ma Chung, Dodi Arifianto mengatakan, seharusnya program PKB itu tidak tabrakan satu sama lain, agar bisa meyakinkan masyarakat. Bila program partai bertabrakan, maka sudah pasti program itu tidak disiapkan dengan matang. "Jadi program PKB ini menurut saya tidak realistis," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (19/3).

Ia bilang, bila negara-negara Amerika Latin berani menasionalisasi aset-aset asing, itu karena produksi minyak mereka lebih besar daripada kebutuhan dalam negeri. Sebaliknya di Indonesia, konsumsi minyak lebih besar daripada produksi.

Menurut Dodi, yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah diversifikasi energi. Seperti kandungan geothermal yang bisa dimanfaatkan untuk energi listrik. Atau etanol dapat dicampur dengan bensin. Gas yang sekarang masih surplus bisa dicampur dengan BBM untuk kendaraan bermotor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×