CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.915   -90,00   -0,57%
  • IDX 7.273   -36,03   -0,49%
  • KOMPAS100 1.111   -5,86   -0,52%
  • LQ45 882   -4,10   -0,46%
  • ISSI 220   -1,04   -0,47%
  • IDX30 452   -2,21   -0,49%
  • IDXHIDIV20 544   -2,87   -0,52%
  • IDX80 127   -0,77   -0,60%
  • IDXV30 136   -1,61   -1,17%
  • IDXQ30 150   -0,87   -0,58%

Pengamat: Perlu Kolaborasi Antar Lembaga Pemerintah Cegah Kenaikan Harga Beras


Kamis, 29 Februari 2024 / 16:00 WIB
Pengamat: Perlu Kolaborasi Antar Lembaga Pemerintah Cegah Kenaikan Harga Beras
ILUSTRASI. Warga antre membeli beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) seharga Rp 53.000/5 kilogram di halaman kantor kelurahan Kayuringin Jaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi Jumat (23/2/2024).


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras terus mengalami kenaikan. Bahkan, kenaikannya sempat melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah dan mencetak rekor baru. Pengamat menekankan perlunya solaborasi antar lembaga pemerintah, termasuk Satgas Pangan, untuk mencegah kenaikan harga beras.

Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah berpendapat kolaborasi antar lembaga sangat diperlukan, apalagi menjelang bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fiitri. 

Selain itu, kata dia, kebijakan yang dibuat juga harus transparan. "Perlu juga koordinasi dengan Satgas Pangan Polri. Ketiga lembaga itu harus berkoordinasi untuk menangani beras secara merata sehingga harga beras bisa ditekan," kata dia dalam keterangannya, Kamis (29/2).

Trubus menilai sejauh ini pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan harga beras. Salah satunya kebijakan mengimpor beras meskipun ini hanya bisa mengatasi masalah sementara.

Baca Juga: Badan Pangan: Harga Beras Premium Bisa Turun ke Rp 13.900 Per Kilogram, Ini Syaratnya

Menurutnya, kenaikan harga beras disebabkan karena gagal panen di beberapa daerah akibat iklim. Trubus memprediksi harga beras di beberapa daerah akan berangsur turun menjelang bulan Ramadan hingga Lebaran Idul Fitri. 

Ia bilang, saat ini harga beras di sejumlah daerah terpantau mulai turun. “Penjualan beras kualitas medium dari Bulog misalnya dijual di Pasar Induk Beras Cipinang dengan harga Rp10.600/kilogram.” imbuhnya. 

Penurunan itu akan bisa terus berlanjut. Namun, tetap tergantung pada kebijakan yang diambil oleh Presiden Joko Widodo.  Ia tentu berharap harga beras terus turun sampai Lebaran dan stabil setelah itu.

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) sebelumnya mengungkapkan harga beras saat ini melonjak hingga 20%. Padahal, Ramadan masih cukup jauh.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan harga beras saat ini menjadi Rp18 ribu per kilogram (kg). Naik tinggi dibandingkan biasanya sekitar Rp14 ribu per kg. Ini adalah harga tertinggi sepanjang pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: Pemerintah Klaim Stok Beras Bakal Aman Menjelang Ramadan

Presiden Jokowi menyebut harga beras sudah turun di sejumlah pasar. Ia pun meminta narasi harga beras naik tidak langsung ditelan mentah-mentah.
Jokowi meminta agar masyarakat kembali memeriksa harga beras di pasaran.

"Coba dicek, jangan menginformasikan seperti itu ya (harga beras naik). Coba dicek di Pasar Induk Cipinang, cek ke Pasar Johar, ini pasar-pasar beras harus dicek. Coba kalian datang ke Pasar Cipinang, cek harga turun apa naik. Cek di Pasar Johar, naik atau tidak, turun atau tidak," kata Jokowi usai menghadiri acara Rapim TNI/Polri di Cilangkap, Jakarta Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×