kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat: Pemerintah masih gagap menangani wabah corona


Kamis, 05 Maret 2020 / 15:48 WIB
Pengamat: Pemerintah masih gagap menangani wabah corona
ILUSTRASI. Petugas membersihkan salah satu bagian kereta di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (4/3/2020). Pengamat menyoroti kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin di tengah pemerintah yang aktif menangani penyebaran virus corona. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/ama.


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio menyoroti kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin di tengah pemerintah yang aktif menangani penyebaran virus corona (Covid-19). Menurut dia, peran Wapres Ma'ruf Amin masih dirasa kurang. 

"Ini Presiden Joko Widodo terlihat sendirian dalam menangani virus corona ini. Pak Wakil Presiden tidak ada. Menteri Kesehatan juga terlihat terbata-bata, akhirnya ditunjuk juru bicara," ujar Hendri dalam diskusi di Universitas Paramadina, Jakarta Selatan, Kamis (5/3). 

Baca Juga: Tunjukkan gejala terinfeksi virus corona, 10 pasien diisolasi di RSUP Persahabatan

Semestinya ia menilai Wapres Ma'ruf Amin dapat mengambil peran lebih soal penanganan virus corona ini. Selain itu, Hendri juga menyoroti komunikasi pejabat pemerintah terkait penanganan virus corona. 

Menurut dia, banyak pernyataan yang semestinya tak dilontarkan oleh pejabat pemerintah. Ia mencontohkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang menyebut domisili dua orang pasien positif corona di media massa. 

Pernyataan ini dinilai tidak berpihak pada hak pasien. "Pemerintah tampak masih gagap. Apalagi ada pernyataan wali kota yang mengungkap daerah tertentu. Sebaiknya komunikasi pemerintah perlu diperbaiki," tambah Hendri. 

Diketahui, Presiden Jokowi mengumumkan ada dua warga yang positif virus corona pada Senin (2/3). Saat mengumumkan, Presiden Jokowi tidak menyebutkan identitas mereka. 

Baca Juga: Polisi ingin gunakan sistem diskresi, jual masker sitaan dengan harga normal

Presiden hanya menyebutkan bahwa dua orang tersebut merupakan ibu berusia 64 tahun serta putrinya yang berumur 31 tahun. Sehari usai mengumumkan adanya penularan, Presiden Joko Widodo pun menetapkan pemakaian istilah kasus 1 dan kasus 2 untuk kedua pasien yang tertular Covid-19. 

Hal tersebut bertujuan menjaga kerahasiaan identitas kedua pasien yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta Utara itu. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×