Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat politik Universitas Jenderal Achmad Yani Arlan Sidhha mengungkapkan indikasi partai pengusung Prabowo Subianto – Sandiaga Uno tidak solid. Menyusul sikap sejumlah calon legislatif (caleg) PAN di daerah yang tidak mendukung penuh pasangan ini.
"Itu jelas memperlihatkan tidak solid kubu oposisi (Prabowo-Sandi) dalam pencapresan," kata Arlan dalam keterangannya, Senin (22/10).
Rentannya soliditas partai pendukung Prabowo-Sandi jelas akan menguntungkan kubu petahanan Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin.
Keengganan caleg dari PAN berkampanye untuk Prabowo-Sandi jelas merugikan pasangan tersebut. “Jika ada Caleg enggan mengampanyekan pasangan capres ini, tentu sebuah blunder," katanya.
Boleh jadi, keengganan PAN mengampanyekan Prabowo, juga karena secara politik, mereka tak punya capres dari internal. Apalagi, pasangan capres dan cawapres ini keduanya dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Karyono Wibowo, pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI), keengganan caleg PAN berkampanye untuk pasangan Prabowo-Sandi adalah efek dari sistem pemilu 2019. Sistem ini mengagendakan pemilihan presiden, DPR, DPD, secara serentak.
Kondisi ini membuat partai politik berpegang pada agenda masing-masing. "Ini salah satu persoalan dalam pemilu serentak," kata dia.
Ketika disinggung perihal PAN yang terkesan labil dalam mendukung pasangan Capres Prabowo, Karyono menganggap itu merupakan dinamika politik elektoral.
Adapun Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi, dalam sebuah diskusi, menganggap wajar jika PAN mementingkan pemilihan legislatif ketimbang mengampanyekan Prabowo-Sandi.
"Buat Parpol, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki capres dan cawapres, marwah Parpol dan kemenangan itu ada di Pileg. Karena bagaimanapun hidup dan mati caleg mereka ditentukan lolos ke DPR atau tidak," katanya.
Apa yang terjadi di PAN, kata Burhanudin, satu hal yang sering ditemui di mana caleg berpikir tentang dirinya sendiri, terutama caleg di luar PDIP dan Gerindra.
Ia menganggap, fokus ke Pileg, merupakan pemikiran realistis yang dihadapi PAN. Kata dia, ketika seorang Sekjen PAN mengatakan ada sejumlah wilayah caleg PAN tidak akan memperjuangkan Prabowo, karena mereka memikirkan konstituennya, tidak ke pasangan capres tersebut merupakan kondisi real politik di daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News