kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pengamat: Jika nyapres, Jokowi bisa kalah di DKI


Selasa, 18 Maret 2014 / 11:34 WIB
Pengamat: Jika nyapres, Jokowi bisa kalah di DKI
ILUSTRASI. Kondisi yang Menyebabkan Keguguran Berulang


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Firman Noor mengatakan, Joko Widodo alias Jokowi bisa saja kalah dukungan warga Jakarta jika nantinya Gubernur DKI Jakarta itu didaftarkan sebagai calon presiden 2014 oleh PDI Perjuangan. Pasalnya, masih banyak warga Ibu Kota yang menginginkan Jokowi memimpin Jakarta.

"Secara logika itu mungkin saja terjadi. Jokowi diharapkan bisa membenahi Ibu Kota, tetapi sekarang malah meninggalkan Jakarta untuk maju sebagai calon presiden," kata Firman Noor dihubungi di Jakarta, Selasa (18/3).

Firman mengatakan, dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, Jokowi pun tidak menang mutlak. Pada putaran kedua, pasangan Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama memperoleh suara 53,82%.

Itu artinya, kata Firman, masih ada hampir setengah pemilih di Jakarta saat itu yang tidak memilih Jokowi. Padahal, dalam perkembangannya, ada beberapa pihak yang semula mendukung Jokowi akhirnya berbalik sikap.

"Dalam perkembangannya, kepemimpinan Jokowi memang dinilai ada yang positif, tetapi juga ada yang menganggap biasa saja," tuturnya.

Firman mengatakan, kritik-kritik yang muncul terhadap Jokowi akan menjadi amunisi bagi lawan-lawan politiknya. Bukan tidak mungkin akan terjadi kampanye negatif terhadap Jokowi.

"Situasi tersebut sangat mudah diangkat untuk memaparkan kekurangan-kekurangan Jokowi. Apalagi juga ada yang mengungkapkan bahwa Jokowi ternyata tidak memiliki kemampuan manajerial yang cukup," katanya.

Keputusan Jokowi untuk maju sebagai calon presiden menimbulkan pro dan kontra terutama di media sosial. Di media sosial bahkan muncul 19 janji politik Jokowi yang pernah disampaikan pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012.

Salah satu janji yang paling banyak diungkapkan pihak yang kontra dengan pencalonan Jokowi sebagai presiden adalah akan memimpin Jakarta selama lima tahun dan tidak menjadi kutu loncat dengan mengikuti Pemilu 2014.

Janji tersebut diucapkan Jokowi saat jumpa pers di rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada 20 September 2012. (Sandro Gatra)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×