CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Pengamat dukung program pendidikan Jokowi-JK


Kamis, 05 Juni 2014 / 12:56 WIB
Pengamat dukung program pendidikan Jokowi-JK
Penjualan minyak goreng kemasan usai peluncuran minyak goreng kemasan rakyat MinyaKita di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (6/7/2022). (KONTAN/Fransiskus Simbolon)


Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pengamat Pendidikan Darmaningtyas sangat mendukung program pendidikan gratis 12 tahun yang ditawarkan Jokowi-JK. "Semua program itu cocok dan sesuai untuk menjawab tantangan permasalahan pendidikan masyarakat Indonesia," kata dia.

Sejatinya, program pendidikan gratis selama 12 tahun bukan hal baru. Sebelumnya, program ini sudah dicanangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di bawah Jokowi selaku Gubernur.

Bahkan, wajib belajar 12 tahun telah diatur pemerintah pusat sejak tahun 2003 melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

Hanya, kata Darmaningtyas, hingga kini pelaksanaan pendidikan gratis 12 tahun masih sebatas wacana program. Nah, dia menilai, jika kelak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, akan sangat baik jika Jokowi-JK benar-benar mampu merealisasikan pemerataan pendidikan di seluruh Indonesia dengan program pendidikan gratis 12 tahun.

Darmaningtyas menambahkan, dengan program 'Indonesia Pintar' ala Jokowi-JK, masyarakat akan mendapat kartu Indonesia Pintar yang sifatnya untuk biaya personal. Sehingga, masyarakat bisa mengikuti program wajib belajar 12 tahun ini.

Namun, Darmaningtyas mengingatkan Jokowi untuk tidak terlalu cepat mengangkat guru honorer hanya untuk melengkapi jumlah guru. Menurutnya, jumlah guru di Indonesia sudah mencukupi, hanya saja penyebarannya masih belum merata. Masalahnya, guru dengan kualitas mengajar yang baik masih menumpuk di Pulau Jawa.

Namun, Pengamat Pendidikan Arief Rachman memiliki pandangan sendiri terhadap visi misi Jokowi-JK di bidang pendidikan. Menurutnya, dalam program tersebut, Jokowi hanya melanjutkan program-program yang sudah ada, tanpa memberikan sebuah inovasi baru pada dunia pendidikan.

"Seharusnya pendidikan difokuskan pada pendidikan yang bertujuan untuk kehidupan yang berkelanjutan," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×