Reporter: Herlina KD, Astri Kharina Bangun | Editor: Umar Idris
JAKARTA. Pengamat pasar uang Farial Anwar mengatakan, meskipun cadangan devisa Indonesia masih cukup besar, tapi jika gejolak di pasar uang tidak dikendalikan dengan baik, cadangan devisa akan kian tergerus. Bila melihat pelemahan rupiah yang cukup dalam dalam waktu yang singkat, ini menunjukkan bahwa BI tidak cukup berhasil mengendalikan nilai tukar rupiah.
Lagi pula, kata Farial, nilai cadangan devisa Indonesia sebagian besar bukan dari hasil ekspor, tapi karena besarnya dana panas yang mengalir ke dalam negeri. "Kalau hot money keluar, maka cadangan devisa akan turun," ungkapnya.
Bagi Farial, yang terpenting bukan seberapa besar jumlah cadangan devisa yang dimiliki oleh pemerintah, tapi seberapa besar kemampuan BI untuk mengendalikan nilai tukar. Sebab, "menstabilkan nilai tukar rupiah tidak harus dengan intervensi," jelasnya.
Farial bilang, sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan BI selain melakukan intervensi ke pasar uang. Pertama, BI mengendalikan nilai tukar dengan cara mengontrol pembelian dolar agar mata uang rupiah tidak dijadikan ajang spekulasi. Kedua, "BI mengendalikan transaksi valas di bank-bank asing yang ada di Indonesia," kata Farial.
BI dapat saja meminta kepada bank yang akan membeli dolar untuk melakukan transaksi pembelian langsung ke BI, sehingga tidak menimbulkan goncangan di pasar uang yang membuat tingkat volatilitas rupiah semakin tinggi.
Berdasarkan data Bank Indonesia, cadangan devisa per September 2011 memang menurun bila dibandingkan Agustus 2011. Per 30 September lalu, nilai cadangan devisa Indonesia sebesar US$ 114,52 miliar, turun dari Agustus lalu yang masih sebesar US$ 124,68 miliar. Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menilai jumlah tersebut masih di atas batas aman. "Cadev memang kita gunakan bila diperlukan untuk menjaga volatilitas nilai tukar yang berlebihan dan berlangsung cepat," kata Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono, Jumat (7/10).
Ia menjelaskan, cadangan devisa yang besar merupakan modal jika sewaktu-waktu situasi memburuk akibat kepanikan membeli. Menurutnya, kejelasan penyelesaian masalah di Uni Eropa akan dapat mengembalikan kepercayaan investor yang dilanda sentimen negatif saat ini.
"Begitu pulih saya percaya investor akan kembali lagi karena prospek ekonomi kita yang baik. NIlai tukar akan menguat seiring aliran modal yang akan masuk kembali," papar Hartadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News