kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penerima PKH 2018 naik jadi 15,5 juta


Selasa, 13 Juni 2017 / 08:57 WIB
Penerima PKH 2018 naik jadi 15,5 juta


Reporter: Agus Triyono | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah akan menaikkan jumlah sasaran penerima program keluarga harapan (PKH) dari enam juta keluarga penerima menjadi 15,5 juta keluarga penerima pada tahun depan.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengatakan penambahan sasaran penerima program PKH dilakukan atas arahan Presiden Joko Widodo. "Itu atas arahan Presiden sekitar dua minggu lalu," ujarnya Senin (12/6). Dalam rencana awal, pemerintah sebenarnya hanya akan menaikkan jumlah penerima PKH menjadi 10 juta penerima pada tahun 2018.

Menurut Khofifah, rencana kenaikan jumlah penerima PKH akan dimasukkan dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018, setelah ia mengonfirmasi ulang rencana tersebut kepada presiden, Senin (12/6). Rencana itu sudah mendapat lampu hijau dari presiden.

Ia menambahkan, presiden juga telah meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membuat simulasi kebutuhan anggaran akibat kenaikan jumlah penerima PKH pada 2018.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dan menurunkan kesenjangan pendapatan. Salah satu caranya lewat PKH yang digulirkan sejak tahun 2007.

Pada tahun ini, pemerintah menyalurkan PKH bagi 6 juta keluarga sasaran. Total anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk program PKH tahun ini mencapai Rp 11,34 triliun. Dengan anggaran sebesar itu, masing-masing keluarga penerima mendapat bantuan Rp 1,89 juta per tahun untuk keperluan uang sekolah anak dan bantuan perbaikan gizi keluarga. Untuk tahun ini, sebagian bantuan PKH sudah disalurkan lewat sistem elektronik dengan kartu keluarga sejahtera (KKS).

Dengan program ini, pemerintah berharap angka kemiskinan dan rasio ketimpangan sosial bisa ditekan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada September 2016 gini ratio tercatat 0,394 turun dari September 2015 yang sebesar 0,40. Sementara itu, angka kemiskinan di Indonesia pada September 2016 tercatat sebesar 10,7% dari total jumlah penduduk, turun dari periode yang sama tahun 2015 yang sebesar 11,13%.

Tahun ini, pemerintah menargetkan angka kemiskinan bisa turun menjadi 10,5% dan gini ratio bisa ditekan menjadi 0,39%. Sementara itu, pada tahun 2018, pemerintah menargetkan angka kemiskinan bisa ditekan di level 9%-10% dan gini ratio di level 0,38.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×