kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.704.000   -3.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.310   25,00   0,15%
  • IDX 6.803   14,96   0,22%
  • KOMPAS100 1.005   -3,16   -0,31%
  • LQ45 777   -4,08   -0,52%
  • ISSI 212   1,22   0,58%
  • IDX30 402   -2,62   -0,65%
  • IDXHIDIV20 484   -3,58   -0,73%
  • IDX80 114   -0,52   -0,46%
  • IDXV30 119   -0,94   -0,79%
  • IDXQ30 132   -0,40   -0,30%

Penduduk Miskin Turun per September, Ekonom Ingatkan Potensi Kemiskinan Terselubung


Kamis, 16 Januari 2025 / 17:19 WIB
Penduduk Miskin Turun per September, Ekonom Ingatkan Potensi Kemiskinan Terselubung
ILUSTRASI. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,16 juta menjadi 24,06 juta orang pada periode September 2024, bila dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 25,22 juta orang. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/04/07/2024


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia mengalami penurunan sebesar 1,16 juta menjadi 24,06 juta orang pada periode September 2024, bila dibandingkan Maret 2024 yang mencapai 25,22 juta orang.

Jumlah penduduk miskin tersebut juga tampak menurun turun 1,84 juta orang dibandingkan Maret 2023 yang mencapai 25,90 juta orang.

Ekonom Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta (UPNVJ), Achmad Nur Hidayat mengatakan, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin tersebut seperti stabilitas ekonomi, pertumbuhan lapangan kerja dan implementasi program sosial oleh pemerintah. 

"Sejak pandemi mulai mereda, pemerintah Indonesia menggencarkan upaya pemulihan ekonomi melalui program padat karya, subsidi pangan, dan bantuan langsung tunai (BLT). Kebijakan ini membantu kelompok rentan untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/1).

Baca Juga: Penduduk Miskin Paling Banyak Ada di Pulau Jawa, Ini Penjelasan BPS

Selain itu, lanjut Achmad, stabilitas harga kebutuhan pokok selama periode tersebut juga menjadi penentu penting. Dengan inflasi yang terkendali, daya beli masyarakat dapat terjaga.

"Faktor lain yang turut berkontribusi adalah peningkatan akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan di daerah pedesaan dan terpencil, yang pada akhirnya mendukung produktivitas masyarakat," terangnya.

Di samping itu, kata Achmad, meski jumlah penduduk miskin terlihat menurun, realitas di lapangan menunjukkan banyak keluarga masih menghadapi keterbatasan akses terhadap pendidikan berkualitas, fasilitas kesehatan, dan sanitasi layak.

Baca Juga: Jumlah Penduduk Miskin Turun per September 2024, Ini Penyebabnya

Menurutnya, data BPS juga tidak menangkap fenomena kemiskinan terselubung, yaitu kelompok yang secara statistik berada di atas garis kemiskinan tetapi dalam kenyataannya sangat rentan terhadap guncangan ekonomi. 

Contohnya, banyak keluarga kelas menengah yang terpuruk akibat pandemi, kehilangan pekerjaan, atau menghadapi kenaikan biaya hidup yang tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan.

"Kemiskinan terselubung ini juga terjadi di kalangan pekerja informal. Meski mereka memiliki penghasilan yang cukup untuk memenuhi garis kemiskinan, pendapatan yang tidak stabil membuat mereka rentan jatuh miskin," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×