kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemulihan ekonomi lambat, ekonom ini khawatir angka kemiskinan naik lebih cepat


Rabu, 29 September 2021 / 19:46 WIB
Pemulihan ekonomi lambat, ekonom ini khawatir angka kemiskinan naik lebih cepat
ILUSTRASI. Warga beraktifitas di gang pemukiman warga kawasan Kemanggisan Ilir, Jakarta. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Economic and Law Studies (Celios) khawatir persentase penduduk miskin pada tahun 2022 akan kembali meningkat, seiring dengan progres pemulihan ekonomi yang lambat. 

Direktur Celios Bhima Yudhistira memperkirakan, persentase penduduk miskin pada tahun depan akan berada di kisaran 10,2% hingga 11%, lebih tinggi dari persentase penduduk miskin Maret 2021 yang sebesar 10,14%. 

“Karena memang pemulihan ekonomi lambat untuk kembali ke level pra pandemi. Di sisi lain, ada pemulihan yang tidak merata antar kelompok pendapatan,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Rabu (29/9). 

Baca Juga: Bank Dunia: Peningkatan kasus Covid-19 menurunkan prospek pertumbuhan tahun ini

Dalam hal ini, Bhima menyarankan pemerintah untuk tidak terburu-buru menarik berbagai bantuan sosial untuk melakukan penghematan anggaran. 

Kalau pemerintah ingin realokasi atau refokusing anggaran, bisa ambil dari anggaran lain karena bila diambil dari program perlindungan sosial, maka ini bisa menghambat pemulihan daya beli masyarakat. 

Belum lagi, pada tahun depan ada ancaman dari tingkat inflasi, dengan harga minyak mentah yang naik maka akan berakibat pada harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan naiknya harga kebutuhan pokok. 

“Kalau ini terjadi, maka orang miskin akan naik dan bahkan orang rentan miskin bisa masuk ke dalam jurang kemiskinan,” tandasnya. 

Selanjutnya: Ada pandemi Covid-19, Bank Dunia ingatkan soal kemiskinan dan ketimpangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×