CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemulihan ekonomi jadi fokus pertemuan para Menkeu dan Bank Sentral anggota G20


Selasa, 21 Juli 2020 / 13:39 WIB
Pemulihan ekonomi jadi fokus pertemuan para Menkeu dan Bank Sentral anggota G20
ILUSTRASI. Australian Prime Minister Scott Morrison during an unusual G20 Leaders Summit to discuss the international coronavirus crisis at Parliament House in Canberra, Thursday, March 26, 2020. (AAP Image/News Corp Pool/Gary Ramage) NO ARCHIVINGNo Use Australia. N


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 telah diselenggarakan secara virtual pada tanggal 16-18 Juli 2020. Agenda utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut meliputi Global Economy and the G20 Action Plan in Response to the Covid-19 Pandemic, dan G20 Finance Track Deliverables in 2020.

Dunia masih akan menghadapi ketidakpastian yang tinggi, di mana output global diproyeksikan turun 4,9% tahun ini. Pemulihan yang gradual akan terjadi di tahun 2021.

Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (WB) menyampaikan bahwa pandemik Covid-19 telah menimbulkan dampak besar terhadap perekonomian dunia dengan kerugian diperkirakan mencapai US$ 12 triliun hingga akhir tahun 2021.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, masing-masing negara mengalami tingkat dampak ekonomi yang berbeda  akibat Covid-19, di mana negara dengan fundamental ekonomi yang tidak kuat akan berpotensi mengalami krisis utang.

“Kebutuhan pembiayaan dunia dalam penanganan dampak Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi sangat besar, namun demikian lembaga pembangunan multilateral memiliki keterbatasan dalam penyediaan dukungan pinjaman dan hibah,” kata Sri Mulyani, Senin (20/7).

Menkeu menyampaikan, negara-negara anggota G20 bersama lembaga internasional akan melanjutkan kerjasama global dalam penanganan dampak Covid-19, termasuk melalui pelaksanaan G20 Action Plan.

Dukungan fiskal secara keseluruhan negara G20 mencapai sekitar US$ 10 triliun yang difokuskan pada peningkatan sistem kesehatan, perlindungan sosial, peningkatan lapangan kerja, serta dukungan bagi dunia usaha.

Upaya pemulihan ekonomi global harus dilakukan secara merata dan terkoordinasi dengan memfokuskan kebijakan domestik untuk mencapai pemulihan yang aman, meningkatkan kebijakan kolektif G20 dalam pemulihan ekonomi dunia, serta memanfaatkan kesempatan untuk keberlanjutan dan inklusivitas perekonomian masa depan.

“Sampai saat ini masih terdapat ketidakpastian mengenai kapan krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat Covid-19 akan berakhir. Perekonomian global masih mengalami tekanan, dan memberikan peringatan kepada kita semua untuk memberikan respon yang cepat, tepat, dan terkoordinasi. Peran kepemimpinan G20 sangat krusial dalam mendukung pemulihan ekonomi dunia,” ungkap Sri Mulyani.

Negara-negara G20 menyampaikan update tentang kebijakan yang di ambil dalam penanganan Covid-19 dan upaya pemulihan ekonomi. Proses pemulihan ekonomi diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berdaya tahan, berkelanjutan dan inklusif.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×