Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah pemilih pemula dan muda pada pemilu 2019 mencapai kisaran 14 juta. Angka yang besar bakal mempengaruhi para calon legislatif dan calon presiden untuk bisa merebut hati para pemilih muda.
Direktur Eksekutif Perkupulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraeni mengatakan, pemilih muda memang lebih dari 50% yang jika di kategorisasi hingga usia 35 tahun maka jumlahnya mencapai 79 juta, tetapi jika sampai 40 tahun maka jumlahnya mencapai 100 juta.
Dia menjelaskan, kelompok milenial ini memiliki adaptasi politiknya yang agak berbeda dengan kelompok umur yang lebih tua.
Mereka lebih dinamis dan lebih cepat berubah persepsi politiknya, terutama sangat terpengaruh oleh lingkungan.
“Kadang-kadang mereka cepat sekali apatis terhadap proses politik, karena menganggap dinamika politik itu tidak menarik dan jauh dari keseharian mereka,” ujarnya saat di gedung Kementerian Dalam Negeri, Rabu (15/8).
Menurutnya, jika para pemilih pemula dan milenial ini di kelola dengan baik bisa menjadi penentu kemenangan. Tetapi sangat disayangkan kalau pemilih muda ini terpengaruh oleh nilai-nilai politik yang kurang baik dari lingkungan.
Untuk itu, menjadi tantangan besar bagi para calon untuk merebut hati para pemilih muda dan milenial dengan politik-politik, gagasan yang memajukan bangsa.
“Karena mereka ini yang akan menjadi pemimpin kita. Jadi bukan sekadar menjadi pertaruhan kemenangan pemilu tetapi bagaimana keberadaan mereka menjadi modalitas untuk pembangunan mereka yang lebih baik,” tambahnya.
Dia menyarankan, khusus pemilih milenial ini menjadi kantong strategis suara para calon peserta pemilu. Syaratnya dengan pendekatan yang sesuai di era zaman now.
“Jadi tidak hanya pendekatan pragmatis tetapi juga pendekatan investasi jangka panjang negara kita,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News