Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim kemenangan bakal calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin telah mengambil posisi kuda-kuda untuk menghadapi Pilpres 2018. Salah satu hal yang paling dipersiapkan adalah terkait isu ekonomi.
Pasalnya, tak bisa dipungkiri isu ekonomi menjadi begitu menarik. Meski begitu, Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto mengatakan kubu Jokowi-Ma'ruf Amin sudah sangat percaya diri jika isu ekonomi akan diangkat oleh kubu oposisi.
Sebab ia menilai, di kepemimpinan Jokowi selama empat tahun terakhir ini terlihat membawa perubahan.
"Ketika pak Jokowi menjabat sebagai Presiden pertama kali kan celah fiskal begitu sempit menjadi defisit dalam keseimbangan primer pun juga defisit. Artinya, utang dibayar utang, begitu banyak carry over pemerintah yang harus dilakukan melalui APBN," jelasnya kepada Kontan.co.id saat ditemui di Istana Negara, Rabu (15/8).
Terlebih dilihat dari komponen pertumbuhan ekonomi juga dinilai sangat terbatas. Apalagi, keterbatasan infrastruktur jelas terjadi, alhasil biaya logistik mencapai 30% saat itu.
"Ini yang dirombak oleh pak Jokowi dengan meletakan dasar-dasar pertumbuhan (infrastruktur) yang awal untuk menciptakan fundamental yang baik untuk investasi," katanya.
Lalu dari sistem makro juga ia menilai Jokowi berhasil mengendalikan inflasi yang tetap terjaga. Karena sejatinya, lanjut Hasto, inflasi merupakan kunci untuk mengendalikan angka kemiskinan.
"Tak hanya itu di era beliau juga dilakukan restrukturisasi dari fiskal kita melalui tax amnesty, Pak Jokowi selama 5 tahun bisa mendatangkan perubahan," klaim dia.
Maka dari itu, jika kubu oposisi Prabowo-Sandiaga Uno mencoba isu ekonomi untuk menyerang, dinilai Hasto justru akan menjadi serangan balik.
"Karena dari sisi kapabilitasnya kemampuan ekonomi Pak Prabowo masih ekonomi korporasi, sementara Jokowi itu politik ekonomi bernegara," tambah dia.
Untuk itu, tim koalisi Jokowi-Ma'ruf Amin meyakini prioritas nawacita kedua nantinya masih akan membahas terkait kemampuan produksi nasional, peningkatan investasi dan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan investasi yang akan meningkat.
Tentuya hal tersebut akan berorientasi kepada peningkatan lapangan pekerjaan. Tak hanya itu Hasto menyampaikan, dengan melihat keadaan ekonomi nasional, Jokowi-Ma'ruf mengerti betul bagaimana neraca perdagangan masih defisit.
"Sehingga investasi akan didorong yang berorientasi ekspor agar balance," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News