Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat mengatakan target investasi yang dipatok pemerintah sebesar Rp 1.905 triliun pada 2025 merupakan ambisi besar.
Meski demikian, Achmad meragukan akan tercapainya target investasi yang lebih besar dari tahun 2024 tersebut, di mana hanya sebesar Rp 1.650 triliun.
"Ini merupakan sebuah ambisi besar, namun realisasinya diragukan. Pertama, ketidakpastian geopolitik global menjadi faktor utama yang menghambat aliran investasi ke negara-negara berkembang," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (6/1).
Baca Juga: Kementerian Investasi Upayakan Peningkatan Investasi Portofolio, Ini Saran Ekonom
Di samping itu, Achmad menjelaskan, tambahan investasi semestinya dapat mendongkrak penciptaan lapangan kerja. Namun, realitas menunjukkan bahwa dampaknya tidak selalu sejalan dengan harapan.
"Salah satu faktor yang menjadi perhatian adalah investasi dari China yang sering kali membawa tenaga kerja asing dalam proyek-proyek mereka," jelasnya.
Dia mencontohkan, investasi di sektor infrastruktur dan tambang kerap menyertakan pekerja asing dengan alasan kebutuhan keterampilan khusus. Hal ini menyebabkan tenaga kerja lokal kehilangan peluang untuk terlibat dan memperoleh manfaat dari proyek-proyek tersebut.
Selain itu, lanjut dia, transfer teknologi dan keterampilan kepada pekerja lokal juga terbatas, sehingga potensi jangka panjang bagi pembangunan sumber daya manusia terhambat.
Baca Juga: Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8%, Pemerintah Targetkan Investasi Rp 13.000 Triliun
Lebih lanjut, Achmad menuturkan, dengan target investasi Rp 1.905 triliun, pemerintah memperkirakan dapat menciptakan 1,5 juta hingga 2 juta lapangan kerja baru. Namun, tanpa penyesuaian strategi, angka tersebut sulit dicapai.
Dia bilang, tren lima tahun terakhir menunjukkan penyerapan tenaga kerja dari investasi yang masuk sering kali tidak optimal, terutama pada sektor yang menggunakan teknologi tinggi dan padat modal.
Selain itu, realisasi penciptaan lapangan kerja juga terhambat oleh regulasi yang belum sepenuhnya mendukung tenaga kerja lokal. Misalnya, pengawasan terhadap penggunaan tenaga kerja asing masih kurang ketat, sehingga banyak pelanggaran yang tidak ditindak tegas.
"Jika kondisi ini tidak diubah, investasi besar sekalipun tidak akan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat Indonesia," tandasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sumringah, Defisit APBN 2024 Lebih Rendah dari Outlook
Sebelumnya, Pemerintah menargetkan investasi sebesar Rp 13.032 triliun pada periode 2025 - 2029. Hal ini sebagai upaya mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2029.
"Di tahun 2025 investasi diharapkan mencapai Rp 1.905 triliun dengan total investasi dari 2025 sampai 2029 itu kurang lebih Rp 13.000 triliun lebih sedikitlah Rp 13.032 triliun. Itu adalah yang saya sampaikan ke Bapak Presiden," ujar Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (2/1).
Rosan mengatakan bahwa investasi tersebut diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja berkualitas. Selain itu, investasi tersebut juga diharapkan mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional.
Selanjutnya: Menperin Ungkap Alasan Apple Harus Investasi Lebih dari US$ 1 Miliar
Menarik Dibaca: 10 Minuman Sehat Penurun Gula Darah Tinggi yang Terbukti Efektif
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News