Reporter: Diemas Kresna Duta | Editor: Amal Ihsan
JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas setara dengan 140 megawatt (MW) pada tahun ini. Pembangunan PLTS ini untuk membuak akses ketersediaan listrik di wilayah terpencil.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengungkapkan, pembangunan PLTS tersebut bakal difokuskan ke wilayah Indonesia bagian Timur. Ini lantaran akses listrik di wilayah tersebut masih relatif rendah. "Tahun ini, energi terbarukan bakal mengambil 13% dari seluruh rencana pembangungan pembangkit. Diantaranya PLTS yang ditargetkan bakal setara dengan PLTD yakni sebesar 140 MW," ungkapnya kepada wartawan, akhir pekan lalu.
Ridha menerangkan, program pembangunan PLTS itu juga dimaksudkan untuk menekan pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Untuk merealisasikan pembangunan PLTS tersebut, tambahnya, pemerintah bakal menggandeng pihak swasta atau independent power producer (IPP). "Pengoperasian PLTS sangat efektif untuk mensubtitusi penggunaan solar pada PLTD. Siang hari listrik bakal berasal dari PLTS dan malamnya, pakai PLTD," terangnya.
Kendati begitu, lanjut Rida, Kementerian ESDM masih mendapat kendala dalam pembangunan PLTS. Kendala terbesar adalahketersediaan lahan untuk pemasangan perangkat pembangkit. Sebagai solusi, Rida telah meminta kerjasama dengan pemerintah daerah (Pemda) dalam hal penyediaan lahan. "Kalau soal harga jual listrik, pemerintah sudah memfinalisasinya di angka USD 25 sen per kWh. Sekarang tinggal soal lahan dan Pemda punya wewenang lebih besar untuk itu," cetus Rida.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News