Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Amal Ihsan
AKARTA. Pemerintah kembali menyiapkan skenario baru untuk mengajukan nilai buku pembelian PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) dari pihak Jepang. Skenario baru ini juga akan menjadi bahan pembahasan dengan pihak Jepang yang dijadwalkan pada besok, Selasa (20/8) di Jakarta.
Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian (Kemperin), Agus Tjahajana Wirakusumah, mengatakan, pemerintah telah melakukan simulasi dan menyiapkan skenario nilai buku pengambilalihan saham Inalum. "Sudah ada skenario yang didalamnya disebutkan kompensasi sesuai nilai buku yang ditentukan. Pemerintah juga melihat apa saja dampaknya dan harus membayar berapa karena harus hati-hati sekali," katanya di Kantor Kemperin, Senin (19/8).
Sebagai info, pada hari ini, Senin (19/8), Kementerian Perindustrian (Kemperin) melakukan rapat dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menyiapkan skenario pengajuan nilai buku Inalum di kantor Kemperin.
Sayangnya Agus belum bisa menyampaikan ditel skenario yang disiapkan pemerintah terkait nilai buku pengambil alihan Inalum. "Tidak bisa disampaikan sekarang karena ini menjadi bahan pembahasan dengan pihak Jepang," ujarnya.
Menurut Agus, lama tercapainya kesepakatan nilai buku pengambilalihan Inalum disebabkan oleh tidak adanya dasar tertulis dalam master agreement antara Indonesia dengan Jepang terkait ambil alih Inalum. Pemerintah Indonesia masih menghitung nilai buku berdasarkan revaluasi atau proses penghitungan nilai aset perusahaan sebelum tahun 1998. Sedangkan versi Jepang menghitung nilai buku berdasarkan revaluasi setelah tahun 1998 atau paska krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
Agus mengatakan, jika tidak tercapai titik temu maka pihak Jepang dan Indonesia akan menentukan pihak ketiga yang memastikan nilai buku pengambilalihan Inalum. "Pihak ketiganya bisa dari konsultan yang telah disetujui oleh pihak Jepang dan pemerintah," ujarnya.
Agus menuturkan, pemerintah optimis proses pengambilalihan Inalum akan selesai pada akhir Oktober 2013. Pada 1 November 2013 Inalum dipastikan akan sepenuhnya menjadi milik pemerintah Indonesia dengan dana pembelian berasal dari APBN.
Sebagai info, Inalum adalah perusahaan pengolahan alumunium yang didirikan di Jakarta 6 Januari 1976 yang lalu. Perusahaan ini merupakan hasil patungan antara Indonesia dan pihak Jepang. Dari Jepang ada 12 perusahaan swasta yakni Sumitomo Chemical Company Ltd, Sumitomo Shoji Kaisha Ltd, Nippon Light Metal Company Ltd, C Itoh & Co Ltd, dan Nissho Iwai Co Ltd. Selain itu, Nichimen Co Ltd, Showa Denko KK, Marubeni Corp, Mitsubishi Corp, dan Mitsui Aluminium Co Ltd.
Dari hasil kerjasama itu, Indonesia berhak atas 41% saham Inalum dan sisanya pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan 12 perusahaan swasta tersebut. Pada 31 Oktober 2013 ini, kontrak kerjasama Inalum akan berakhir dan pemerintah berniat membeli saham yang dimiliki Jepang tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Survei KG Media