Reporter: Yudho Winarto |
JAKARTA. Pemerintah sudah menyiapkan dana rekonstruksi dan rehabilitasi korban erupsi Merapi untuk tahun 2011 ini sebesar Rp 622 miliar. Dana itu diambil dari anggaran Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB).
"Yang terpenting adalah sepanjang 2011 akan menggunakan dana yang tersedia pada bagian anggaran BNPB sejumlah Rp 622 miliar untuk tahun 2011. Dari kebutuhan semua dana sebesar Rp1,350 triliun," kata Ketua BNPB, Syamsul Ma'arif, di kantor Wakil Presiden, Selasa (19/7).
Sebenarnya, total kebutuhan anggaran untuk rekonstruksi dan rehabilitasi Merapi tahun 2011 sebesar Rp 681,3 miliar. Nanti kekurangan itu akan ditutupi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dari sisa dana program Rehabilitasi dan Rekonstruksi Masyarakat (Rekompak) yang disokong oleh Java Reconstruction Fund.
Nantinya, total dana yang telah disediakan ini akan dipakai untuk lima sektor yaitu sektor perumahan, infrastruktur, ekonomi produktif, sosial (pendidikan kesehatan) dan lintas sektor yang menyangkut pembangunan gedung-gedung perkantoran dan pemerintahan.
Syamsul menyampaikan keputusan ini sebagai tindak lanjut telah ditekennya Keputusan Presiden (Keppres) No.16 tahun 2011 tentang penanganan Gunung Merapi guna program rekonstruksi pada 5 Juli lalu.
Dalam Keppres itu berisi juga tentang Tim Koordinasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana Erupsi Gunung Merapi di Provinsi DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada intinya tim koordinasi itu ada dua. Pertama adalah tim pengarah, yang diketuai bapak Menko perekonomian dan wakilnya Menkokesra, dan Ketua pelaksana harian tim ini adalah kepala BNPB.
Sedangkan anggotanya Mendagri, Bappenas, PU, ESDM, Kehutanan, pertanian, Diknas, Kesehatan, Mensos, Menag, Mendag, Menbudpar, Menkop, Menakertrans, Meneng bumn, Menpera, Kepala badan pertanahan nasional dan kepala BPKP.
Syamsul menambahkan sudah ada sejumlah proyek rekonstruksi yang sudah berjalan seperti pembangunan 8 jembatan seperti di jembatan Kali Putih dan jembatan Srowol. Kemudian pemenuhan air bersih yang berasal dari Umbulharjo dan Umbulanang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News