kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pembangunan rumah korban Merapi dimulai Mei nanti


Kamis, 14 April 2011 / 17:05 WIB
Pembangunan rumah korban Merapi dimulai Mei nanti
ILUSTRASI. IMA kerjasama dengan Museum Geologi.


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kabar gembira bagi korban letusan Gunung Merapi. Pemerintah akan mulai membangun rumah bagi para korban pada awal Mei mendatang.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Budi Yuwono mengatakan, pemerintah akan membangun 2.631 rumah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan 136 unit rumah di Jawa Tengah. Total dana pembangunan rumah ini sebesar US$ 15 juta. Dana pembangunan rumah ini berasal dari hibah Java Reconstruction Fund (JRF) sebesar US$ 3,5 juta dan PSF (PNPM Mandiri) sebesar US$ 11,5 juta.

Pembangunan dilakukan dalam tiga sesi. Sesi pertama dan kedua rumah yang dibangun berada di kawasan rawan bencana I atau tergolong aman. Untuk sesi pertama ini telah disiapkan dana sebesar US$ 1,7 juta untuk membangun 55 rumah di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pembangunan dimulai pada awal Mei hingga 30 Juni 2011.

Kemudian sesi ke dua dimulai pada 1 Juli hingga 31 Desember 2011 dengan dana sebesar US$ 1,8 juta untuk pembangunan 200 rumah di Sleman. Dana untuk sesi pertama dan kedua ini berasal dari hibah JRF sebesar US$ 3,5 juta. “Direncanakan tahun 2011, telah selesai 255 rumah yang saat ini berada di Kawasan Rawan Bencana 1 (paling aman),” ujar Budi, Kamis (14/4).

Sedangkan pembangunan rumah sesi ketiga dilakukan Mei hingga Desember 2011 sebanyak 2.682 rumah. Rinciannya, 166 rumah di Kabupaten Klaten, 88 rumah di Boyolali, Jawa Tengah serta 2.428 rumah di Sleman. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan tahap ketiga ini sebesar US$ 11,5 juta yang berasal dari hibah PSF-PNPM Mandiri. Pembangunan sesi ketiga ini masih menunggu penetapan tata ruang lokasi sebab sebagian besar rumah tersebut berada di kawasan rawan bencana III atau garis merah.

Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Kementerian PU Guratno Hartono menambahkan pembangunan sesi tiga tersebut bisa saja terhambat karena pemerintah daerah belum menetapkan kawasan rawan bencana III (garis merah) sebagai daerah yang sama sekali tidak dapat dibangun pemukiman permanen. “Saya himbau pemerintah daerah segera menetapkan kawasan rawan bencana sehingga pembangunan dapat segera dimulai dan ditargetkan seluruhnya selesai pada Desember 2012,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×