kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.122   159,00   1,04%
  • IDX 7.792   -113,20   -1,43%
  • KOMPAS100 1.202   -5,49   -0,45%
  • LQ45 979   -0,48   -0,05%
  • ISSI 228   -1,46   -0,64%
  • IDX30 500   0,15   0,03%
  • IDXHIDIV20 603   1,65   0,27%
  • IDX80 137   -0,12   -0,09%
  • IDXV30 141   0,24   0,17%
  • IDXQ30 167   0,46   0,27%

Pemerintah siapkan 2,6 juat kapsul Oseltamivir


Selasa, 30 April 2013 / 22:29 WIB
ILUSTRASI. Tambang batubara PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Pemerintah akan menyiapkan sekitar 2,6 juta kapsul Oseltamivir untuk mengantisipasi penyebaran virus flu burung strain H7N9. Kapsul ini berguna untuk menghambat perkembangan pada manusia yang terjangkit virus flu burung. 

Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan (Kemkes) Andi Muhadir mengatakan, kapsul Oseltamivir akan diberikan kepada manusia yang memiliki gejala-gejala terjangkit virus flu burung seperti demam, batuk-batuk, sesak, dan terpenting pernah melakukan kontak dengan unggas. Kapsul Oseltamivir sendiri dapat digunakan untuk berbagai strain virus flu burung seperti H5N1, H1N1, dan H7N9.

Andi mengatakan, pemerintah sendiri belum memiliki vaksin khusus untuk H7N9. "Produksi vaksin H7N9 belum diperlukan karena belum terbukti bahwa H7N9 menyebar dari manusia ke manusia seperti yang terjadi pada H5N1," katanya.

Andi menuturkan, pemerintah juga masih belum perlu untuk menerapkan kebijakan Travel warning ke China. Ia beralasan, virus H7N9 belum terbukti menyebar dari manusia ke manusia walaupun telah terbukti adanya warga Taiwan yang terjangkit H7N9.

Kemkes mencatat, data terbaru dari perkembangan virus H7N9 di China sampai hari ini, Selasa (30/4) terdapat 126 kasus pada manusia dengan angka kematian mencapai 24 orang. Secara persentase tingkat kematian manusia akibat virus H7N9 di China mencapai 19,5% atau setara 19 kematian untuk 100 orang yang terjangkit H7N9.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan rekomendasi tidak diperlukan adanya pengecekan khusus di pintu masuk bandara setiap negara. Namun, meskipun tidak ada rekomendasi dari WHO, pemerintah telah menerapkan pengumuman di setiap bandara terkait jika ada pihak yang sakit untuk segera melapor agar mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kemkes sendiri akan terus melakukan kerjasama dengan Kemtan dimana ketika ada kematian unggas di suatu daerah akan segera dilakukan pengecekan. Pengecekan ini terkait perlindungan kepada masyarakat yang terindikasi terkena virus flu burung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×