kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Pemerintah siap melepas Merpati Nusantara


Senin, 16 Juli 2018 / 20:13 WIB
Pemerintah siap melepas Merpati Nusantara
ILUSTRASI. Merpati Nusantara


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) siap melepas PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Peluang untuk melepas kepemilikan maskapai penerbangan tersebut secara keseluruhan pun terbuka.

Pasalnya utang yang besar diakui akan memberikan beban kepada negara. Saat ini pun telah ada satu investor yang melirik Merpati. Pemerintah pun terus melakukan negosiasi dengan investor untuk menemukan skema terbaik.

"Sekarang ada investor mau masuk kita akan coba, nantinya kalau kita terdelusi juga tidak apa-apa," ujar Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro usai rapat dengan komisi VI DPR, Senin (16/7).

Sebelumnya Kementerian BUMN telah mengajukan persetujuan privatisasi terhadap Merpati. Permintaan tersebut pun telah disetujui oleh Komite Privatisasi.

Aloy bilang Komite Privatisasi akan mengusulkan privatisasi Merpati ke DPR. Bahkan pemerintah pun siap bila saham negara di Merpati sampai 0%.

Asal tahu saja pada tahun 2017 aset Merpati hanya sebesar Rp 1,21 triliun. Sementara kewajiban Merpati dalam membayar utang mencapai Rp 10,72 triliun.

Oleh karena itu pelepasan Merpati pun menjadi pilihan tepat dalam menyelamatkan keuangan negara. "Ada beberapa pilihan, bahasa terangnya tutup lebih murah dari survive," terang Aloy.

Selain Merpati, terdapat tiga perusahaan lain yang berpotensi membebankan keuangan negara. Bersama Merpati, empat perusahaan tersebut menjadi prioritas pembenahan pemerintah saat ini.

Tiga perusahaan tersebut adalah PT Kertas Leces (Persero), PT Kertas Kraft Aceh (KKA/Persero), dan PT Industri Gelas (Iglas/Persero). Aloy bilang tiga perusahaan tersebut belum mendapatkan persetujuan dari Komite Privatisasi.

"Tahun ini kita harus masukkan prosedur baru lagi, usul ke komite lagi," jelas Aloy.

Meski begitu, Aloy pun bilang posisi pemerintah yang siap melepas keempat perusahaan tersebut bila diharuskan. Namun, hal itu perlu melihat prosedur terlebih dahulu dengan melihat keuntungan serta kestrategisan industri tersebut bagi negara.

Perlu diketahui pada tahun 2017 aset Leces sebesar Rp 720 miliar sementara utangnya mencapai Rp 1,34 triliun. Hal serupa juga terjadi pada KKA yang asetnya pada tahun 2017 sebesar Rp 781 miliar dengan utang Rp 1,7 triliun. Sementara aset Iglas pada tahun 2017 sebesar Rp 119,86 miliar dengan utang mencapai Rp 1,09 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×