CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.902   -8,00   -0,05%
  • IDX 7.161   -53,29   -0,74%
  • KOMPAS100 1.093   -9,23   -0,84%
  • LQ45 870   -5,50   -0,63%
  • ISSI 216   -1,84   -0,84%
  • IDX30 446   -2,21   -0,49%
  • IDXHIDIV20 539   -0,29   -0,05%
  • IDX80 125   -1,02   -0,81%
  • IDXV30 136   0,09   0,06%
  • IDXQ30 149   -0,46   -0,31%

Pemerintah setuju kembalikan tanah ulayat


Kamis, 17 Januari 2013 / 16:53 WIB
Pemerintah setuju kembalikan tanah ulayat
ILUSTRASI. Saham-saham yang banyak diburu asing saat IHSG terkoreksi pada Selasa (21/9)


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Edy Can

JAKARTA. Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan membuka kesempatan bertemu petani asal Jambi, Mesuji dan juga Lampung Tengah yang menuntut lahan garapan milik adat atau tanah ulayat yang kini banyak dimiliki oleh asing. Menurut Zulkifli, pihaknya menghormati dan menghargai kelompok petani yang datang untuk memperjuangkan hak-haknya.

""Kapan saja saya welcome untuk menerima para petani. Karena jika tidak, untuk memperjuangkan hal yang betul-betul hak, mereka tidak mungkin jauh-jauh datang kesini." katanya usai rapat kerja dengan Komisi IV di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/1).

Zulkifli mengaku telah menyetujui pengembalian hak tanah ulayat kepada masyarakat. Cuma, dia bilang masalah yang masih mengganjal adalah berapa luas lahan tanah ulayat yang harus dikembalikan. "Siapa yang bisa menjamin tidak akan ada kericuhan dalam pembagian ini?" tanya Zulkifli.

Para petani Jambi melakukan aksi jalan kaki 1.000 km dari Jambi ke Jakarta untuk menuntut Presiden Susilo Bambang Yudhono segera mengembalikan tanah mereka, tanah Suku Anak Dalam di Mekar Jaya dan Kunangan Jaya II. Para petani juga meminta Zulkifli Hasan dicopot sebagai Menteri Kehutanan.

Petani Jambi yang ikut dalam aksi ini adalah petani Suku Anak Dalam 113, Kunangan Jaya di Batanghari, dan Mekar Jaya di Sarolangun. Di Jakarta, mereka bergabung dengan puluhan petani Jambi lainnya yang sudah dua bulan menginap di depan kantor Kementerian Kehutanan. Kedatangan petani ini untuk menuntut lahan garapan.

Suprayitno (42), salah seorang petani Kunangan Jaya, Jambi, yang ikut dalam aksi jalan kaki itu, membantah bahwa mereka hendak merampas tanah hutan untuk dijadikan lahan garapan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×