kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah pusat masih bahas karantina wilayah DKI Jakarta


Minggu, 29 Maret 2020 / 16:20 WIB
Pemerintah pusat masih bahas karantina wilayah DKI Jakarta
ILUSTRASI. Foto udara suasana jalan tol dalam kota dan Jalan Letjen Gatot Subroto?di kawasan Semanggi, Jakarta, Senin (23/3/2020) siang. Kondisi lalu lintas pusat kota Jakarta terlihat lebih lengang usai pemerintah menganjurkan?bekerja dari rumah atau?work from home


Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih melakukan kajian untuk melakukan karantina wilayah terhadap DKI Jakarta.

Wilayah DKI Jakarta merupakan penyebaran virus corona (Covid-19) terbanyak di Indonesia. Total kasus positif Covid-19 di Jakarta hingga tanggal 28 Maret 2020 sebanyak 627 kasus dari total 1.155 kasus di Indonesia.

"Belum diputuskan, masih sedang dibahas," ujar Staf Khusus Presiden Dini Shanti Purwono saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (29/3).

Baca Juga: Kasus positif corona di Indonesia tambah 130 jadi 1.285 kasus, ini daftar lengkapnya

Rencana karantina tersebut nantinya akan diputuskan oleh Presiden Joko Widodo. Pengambilan keputusan akan dilakukan melalui rapat terbatas.

Sebelumnya Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani bilang perlu ara kepastian dalam karantina. Ia bilang selama karantina tidak semua industri harus menghentikan kegiatan.

Sejumlah sektor harus tetap berjalan seperti biasa. Antara lain produsen kebutuhan primer dan sekunder, perdagangan, logistik, energi, serta industri perbankan dan jasa keuangan selain produsen produk pendukung penanganan wabah.

Selain itu pemerintah juga harus mempertimbangkan sektor industri informal. Pasalnya mayoritas pendapatan masyarakat bergantung pada sektor informal tersebut.

"Sekitar 60% kegiatan ekonomi kita adalah kegiatan ekonomi informal dan lebih dr 65% tenaga kerja kita penghasilannya tergantung pada penghasilan sektor informal," terang Shinta.

Selain itu keseriusan pemerintah juga diperlukan untuk mengkarantina Jakarta. Shinta bilang secara kasar 70% ekonomi nasional berkaitan dengan Jakarta.

"Kita tidak tahu apakah Indonesia bisa memiliki pertumbuhan 1-2% bila karantina terhadap Jakarta dilakukan karena ekonomi Indonesia secara keseluruhan terlalu tersentral di Jakarta," jelas Shinta.

Baca Juga: Cegah penyebaran virus corona, Polisi tutup jalan utama di Bandung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×